Di tengah serangan kampanye anti-sawit, Kalangan pengusaha Kelapa Sawit Indonesia tetap optimistis industri ini akan tetap tumbuh positif sepanjang tahun ini.
Ketua umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriyono mengungkapkan, kendati pertumbuhannya tidak signifikan meningkat, namun tanda-tanda peningkatan sudah terlihat.
Gapki mencatat pada periode Januari-April tahun ini volume ekspor minyak sawit Indonesia menyentuh 8,23 juta ton atau naik 4,5% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang bertengger di level 7,88 juta ton.
Menurut Joko, sejumlah negara di Asia Selatan turut menjadi motor pengerek volume eksor beberapa bulan terakhir. “Kalau kita lihat datanya, permintaan India dan Pakistan itu trennya sangat baik.”
Yang membanggakan, saat ini industri kelapa sawit menjadi penyumbang devisa terbesar di tengah penurunan ekspor nasional dalam dua tahun terakhir.
Pada tahun lalu perolehan devisa dari ekspor produk kelapa sawit mencapai 18 miliar dolar AS mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang dapat mencapai 20-21 miliar dolar AS.
“Meskipun mengalami penurunan namun sumbangan ekspor dari industri kelapa sawit masih lebih bagus dibandingkan ekspor dari sektor migas yang juga mencapai 18 miliar dolar AS,” ujarnya
Hingga kini, industri kelapa sawit masih menjadi sektor yang mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan petani serta mampu mendukung terhadap pembangunan daerah. R3