Melihat terus merosotnya harga karet maka Kementerian Pertanian segera mengambil langkah agar petani tidak terus terkena dampaknya.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman segera mengambil langkah strategis guna menyiasati anjloknya harga karet sejak 3 tahun terakhir. Adapun langkah yang diambilnya yaitu, pertama segera melakukan replanting terhadap tanaman yang tidak produktif melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Replanting perlu dilakukan guna meningkatkan produktivitas ditengah-tengah sedang merosotnya harga. Sehingga dengan melakukan replanting maka stok akan berkurang dan disaat harga kembali naik produktivitas sudah kembali meningkat. Hal ini mengingat tanaman karet adalah tanaman tahunan yang mulai berproduksi jika usianya sudah mencapai antara 5-7tahun.
“Kita akan siapkan satu hektar untuk peremajaan pohon karet itu,” janji Amran.
Kedua, lanjut Amran, lakukanlah metode tumpang sari. Artinya, sambil menunggu tanaman karet berproduksi maka dilakukan menanam padi, jagung dan kedelai disela pohon karet.hal tersebut penting dilakukan dengan tujuan petani tetap mendapatkan pendapatan sebelum tanaman karet mulai berproduksi.
Bahkan dengan melakukan metode tumpang sari antara tanaman perkebunan dengan tanaman pangan maka petani perkebunan ikut membantu swasembada pangan. Bahkan untuk benih dan alatnya pihak Kementerian Pertanian (Kementan) akan memberikannya secara gratis.
“Kami akan berikan alat mesin pertanian dan benihnya gratis untuk petani karet. Kami berharap agar petani karet menanam padi atau jagung maupun kedelai di sela-sela pohon karet itu,” himbau Amran.
Ketiga, tambah Amran, pemerintah akan menciptakan pasar dalam negeri dengan bekerja sama antara Kementan dengab Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menciptakan pasar baru didalam negeri sangatlah penting. Tujuannya agar ekspor karet dapat berkurang beralih ke pasar dalam negeri sehingga dapat mendongkrak harga karet.
Sebab seperti diketahui bahwa saat ini pasar ekspor masih jauh lebih tinggi dari pasar dalam negeri. Sehingga dengan menggandeng beberapa Kementerian diaharapkan pasar dalam negeri akan meningkat lebih tinggi ketimbang pasar luar negeri.
“Kami sudah sepakat untuk menyerap karet dalam negeri dengan total 500 ribu ton tahun ini untuk keperluan proyek-proyek kementerian-kementerian tersebut. Kebutuhan mereka ternyata cukup besar. Kemen PU misalnya, untuk pembuatan aspal mereka siap menyerap 200-250 ribu ton, Kemenhub untuk pembuatan kapal dan lain-lain bisa menyerap 100 ribu ton, dan BUMN kebutuhannya bisa mencapai 150 ribu ton,” ucap Amran.
Melalui hal tersebut, Amran berharap, “bisa mendongkrak harga karet. Karena dengan terbukanya pasar dalam negeri, maka nilai tawar karet untuk pasar ekspor akan lebih kuat.” FN