Pemerintah melakukan seleksi tiga kandidat kawasan industri khusus hilirisasi kelapa sawit atau Palm Oil Industrial Zone (POIZ), untuk menopang kerja sama antara Indonesia dan Malaysia menguasai pasar hilir kelapa sawit di kawasan Asia
Langkah tersebut menjadi salah satu poin kesepakatan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOC) yang dilakukan Indonesia dan Malaysia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia.
Melalui Boston Consulting Group (BCG), ada tiga kawasan industri existing yang akan diseleksi yaitu Sei Mangkei yang dikelola PT Perkebunan Nasional (PTPN) III, Kawasan Industri Dumai yang dikelola oleh Grup Wilmar, dan Kalimantan Timur Industrial Estate yang dikelola oleh PT Pupuk Kaltim (PKT).
“Kedua belah negara sepakat untuk meningkatkan produksi hilirisasi kelapa sawit yang akan diekspor ke Asia Tenggara dan negara-negara ‘Tan Brothers’ seperti Pakistan, Kirgizitan, dan lainnya. Makanya kedua negara fokus menciptakan sebuah kawasan yang ditetapkan khusus untuk hilirisasi kelapa sawit dan inilah yang menjadi tugas Kemenperin,” jelas Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Panggah Susanto.
Pemilihan kawasan industri existing harus memenuhi syarat salah satunya infrastrukturnya telah tersedia dan kepercayaan tenant-tenant sebelumnya untuk berinvestasi di dalamnya. Pasalnya, nanti di dalam lokasi tersebut akan diproduksi empat jenis produk hilir kelapa sawit yaitu oleochemical, oleofood, bioenergi, dan juga advanced material di satu lokasi saja.
“Beberapa kriteria kawasan industri yang kami pilih adalah ketersediaan gas dan harganya, akses ke pelayaran internasional, serta efisiensi biaya yang bisa diciptakan. Tentunya bagi kawasan industri yang dipilih bisa mendapat manfaat, karena kan nanti banyak investor yang masuk ke situ,” tambah Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin, Imam Haryono di lokasi yang sama. R3