Aksi teror di kawasan Sarinah Thamrin Jakarta Pusat pada 14 Januari 2016, diduga ditunggangi kelompok dari luar negeri. Pasalnya sejumlah temuan mulai terkuak terkait kelompok jaringan teror Jakarta.
Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah menemukan aliran dana dari luar negeri untuk pelaku teror di Indonesia. Sejumlah uang dalam jumlah yang besar dikirim oleh seseorang ke rekening yayasan yang dilakukan pada Juni 2015 lalu. PPATK menduga dana itu berasal dari Timur Tengah.
Menurut Ketua PPATK, M Yusuf, seseorang berinisial H mengirimkan uang lagi kepada pemasok senjata di Filipina.
“Kalau pada oknum yang berangkat ke daerah konflik itu, sepertinya sekedar ongkos, sekitar di bawah Rp 10 juta. Tapi kalau pada inisial H itu puluhan juta. Konteksnya untuk beli senjata. Cuma yang sulit (bagi PPATK) itu mereka sempat pakai cash, jadi enggak sempat transfer. Nah, ini susah dilacak,” tambah Yusuf
Sebelumnya Mabes Polri menyatakan berdasarkan analisis kepolisian, senjata pelaku teror Jakarta merupakan produksi Filipina. Namun belum diketahui jelas kelompok pemosok hingga masuk ke Indonesia.
“Tapi udah ada kemungkinan masuk dari Filipina. Cuma masuknya bagaimana belum tahu,” ujar Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan, di gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Pusat. R3