Bank Indonesia (BI) menggiatkan sosialisasi mengenai perbedaan uang palsu dan asli. Langkah ini untuk mengantisipasi kerugian masyarakat akibat uang palsu yang marak tiap kali masuk bulan ramadan dan jelang lebaran atau Hari Raya Idul Fitri.
Pada lebaran tahun ini Bank sentral menyiapkan uang tunai hingga Rp 160 triliun.
Untuk mengetahui ciri-ciri keaslian uang rupiah, yaitu 3 D, dilihat, diraba dan diterawang. Pada uang asli terdapat ciri yang paling mudah dikenali, yakni tinta khusus pada pojok kanan, dan terdapat benang pengamanan.
“Ketika ingin mendekati hari raya Lebaran, kita terus masif untuk menyosialisasikan perbedaan uang asli dan palsu,” ungkap Deputi Gubernur BI, Ronald Waas, di Jakarta
Sebelumnya pekan lalu 23 Mei 2016, Badan Reserse Kriminal Polri menangkap dua orang sindikat peredaran uang palsu pecahan 100 ribu rupiah senilai Rp 1,6 Miliar. Dan Bank Indonesia memastikan 18 ribu lembar uang palsu hasil pengankapan Polri tersebut palsu.
BI dan Polri telah memetakan daerah yang rawan terhadap peredaran uang palsu mayoritas terjadi di pusat perekonomian salah satunya adalah Pulau Jawa
“Daerahnnya di Jawa paling banyak,” kata Ronald
Untuk memberikan efek jera, BI bekerja sama dengan Polri memaksimalkan tuntutan hukuman kepada pelaku peredaran uang palsu. R3