• Latest
  • Trending
  • All
Akademisi Sarankan Lobi Politis untuk Dorong Sawit Sebagai Tanaman Hutan

Akademisi Sarankan Lobi Politis untuk Dorong Sawit Sebagai Tanaman Hutan

04/20/2018
Apkasindo Aceh Sebut Harga Sawit 1 Ton Setara Pupuk 1 Sak

Harga CPO Melonjak, Emiten Sawit Cuan Hingga Rp 295,6 miliar

05/27/2022
Kemenko Bidang Ekonomi Sebut Indonesia Raja Sawit Global

Kemenko Bidang Ekonomi Sebut Indonesia Raja Sawit Global

05/27/2022
Kementan Terapkan Uji DNA Benih Sawit Demi Tingkatkan Produktivitas

Kementan Terapkan Uji DNA Benih Sawit Demi Tingkatkan Produktivitas

05/27/2022
Limbah Sawit PKE Sebanyak 7 Ribu Ton di Ekspor ke Korsel

Limbah Sawit PKE Sebanyak 7 Ribu Ton di Ekspor ke Korsel

05/27/2022
Menko Marves – GIMNI Sebut Audit Perusahaan Sawit Butuh Badan Khusus

Menko Marves – GIMNI Sebut Audit Perusahaan Sawit Butuh Badan Khusus

05/26/2022
Sejumlah Pabrik di Belitung Kembali Beli Hasil Panen Petani Sawit

Sejumlah Pabrik di Belitung Kembali Beli Hasil Panen Petani Sawit

05/26/2022
Sejumlah Pabrik di Belitung Mulai Menerima Sawit Petani

Sejumlah Pabrik di Belitung Mulai Menerima Sawit Petani

05/26/2022
5 Tips Merawat Rem Tromol Pada Motor

5 Tips Merawat Rem Tromol Pada Motor

05/26/2022
Emiten Sawit TAPG Siapkan Ekspansi Bangun Refinery

Emiten Sawit TAPG Siapkan Ekspansi Bangun Refinery

05/25/2022
Teknologi Terbaru, Pabrik Minyak Sawit Tanpa Uap

Teknologi Terbaru, Pabrik Minyak Sawit Tanpa Uap

05/25/2022
Pemerintah Siapkan Koperasi Bangun Pabrik Sawit Merah

Pemerintah Siapkan Koperasi Bangun Pabrik Sawit Merah

05/25/2022
Bisakah Bank Blokir Rekening Penipu?

Bisakah Bank Blokir Rekening Penipu?

05/25/2022
Nasionalisme.co
  • Home
  • Bisnis
  • Politik
  • Wisata
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Peristiwa
No Result
View All Result
Nasionalisme.co
No Result
View All Result
Home Berita utama

Akademisi Sarankan Lobi Politis untuk Dorong Sawit Sebagai Tanaman Hutan

by admin
04/20/2018
in Berita utama, Bisnis
Akademisi Sarankan Lobi Politis untuk Dorong Sawit Sebagai Tanaman Hutan

Guru Besar Kebijakan Kehutanan, Fakultas Kehutanan IPB Prof Dr Ir Dodik Nurrochmat MSc mengatakan, perlu kemauan dan lobby politis yang kuat dari pemerintah untuk memasukkan sawit sebagai tanaman hutan sesuai dengan kriteria FAO.

Hal itu karena, intervensi dan lobby negara pesaing sawit sangat intensif. “Keputusan FAO tidak memasukan sawit sebagai tanaman hutan, merupakan hegemoni tafsir dari kelompok negara-negara pesaing sawit yang berkepentingan terhadap kelangsungan industri minyak nabatinya,” kata Dodiek di Jakarta, Jumat (20/4).

Menurut Dodiek, saat ini, semua jenis tanaman kelapa, kecuali sawit masuk kategori  FAO, sebagai tanaman hutan. Sawit sebenarnya memikiki kriteria yang dipersyaratkan FAO yakni mempunyai tinggi batang minimal 5 m, memiliki tutupan kawasan 10% -20%, luasan kawasan minimal 0,5 m dan lebar jalur diatas 20 M.

Dari banyak kasus, kita memahami betapa kuatnya diplomasi politik negara-negara penghasil minyak nabati seperti biji bunga matahari dan lainnya untuk memproteksi komoditas andalan mereka.

Karena itu, kata Dodiek, perlunya kemauan politis yang kuat untuk memperjuangkan sawit sebagai tanaman hutan agar otoritas kehutanan dan pertanian tidak selalu kalah dalam diplomasi di forum internasional termasuk forum FAO.

Baca Juga:  Pemerintah Akan Buat 100 Desa Sawit Tanggap Api

Indonesia, kata Dodiek perlu belajar dari China yang mempunyai kemauan politik kuat untuk memasukan bambu sebagai tanaman hutan. “Sejak lama, Bambu telah termasuk dalam kategori tanaman hutan versi FAO karena perjuangan dan kemauan politik pemerintah China untuk mendorong komoditas andalannya.”

Sawit sebagai tanaman hutan, pernah dilansir MS Kaban yang menjabat sebagai Menteri Kehutanan. Melalui peraturan Menteri terkait pedoman pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI)  dan izin usaha pemanfaatan  hasil hutan kayu pada HTI atau IUPHHK-HTI sawit dimasukkan sebagai salah satu tanaman tahunan berkayu yang dapat digunakan untuk HTI.

Sayangnya kebijakan itu tidak berlangsung lama, karena lobby dan kepentingan sejumlah pihak yang menyudutkan sawit sebagai komoditas yang tidak memiliki aspek kelestarian dan ekologis.

Sementara itu, Seperti dikutip dari situs resmi https://www.ipb.ac.id , Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) akan menyusun naskah akademik sebagai dasar pertimbangan dan usulan untuk menjadikan sawit sebagai salah satu tanaman kehutanan.

Penyusunan naskah akademik  tersebut merupakan lanjutan atas saran dan masukan para pemangku kepentingan dalam Forum Discussion Group (FGD) bertema “Sawit dan Deforestasi Hutan Tropika” di Bogor, pekan lalu.

Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB sekaligus Pembina Pusat Kajian Advokasi dan Konservasi Alam  Prof. Dr. Yanto Santoso  di Jakarta mengatakan, dorongan yang kuat untuk menyusun naskah akademik tersebut agar kedepan sawit bisa ditanami pada kawasan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan Hutan Tanaman Industri (HTI).

Baca Juga:  Tiga Negara Ini Dorong Kinerja Ekspor Sawit 2015 Tetap Baik

Hal itu, kata Yanto, sesuai pengaturan tata ruang mikro hutan tanaman yakni hutan tanaman sawit yang  merupakan lanskap mozaik dengan jenis-jenis tanaman lain.

Penyusunan naskah akademik itu bertujuan untuk menjaga dan mengawal perkembangan perkebunan sawit sebagai komoditas strategis nasional sekaligus menepis isu sawit sebagai penyebab deforestasi.

Dari sisi hukum, deforestasi merupakan alih fungsi kawasan hutan menjadi peruntukan non hutan. Sementara itu, banyak studi mengungkapkan sawit bukan merupakan penyebab deforestasi karena perkebunan sawit tidak berasal dari kawasan hutan. “Melalui penyusunan naskah akademik itu nantinya masyarakat memahami bahwa keberadaan sawit justru menambah luasan tutupan hutan,” ujar Yanto.

Pendapat senada dikemukakan Dekan Fakultas Kehutanan, Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, MSc. Rinekso berpendapat, naskah akademik diperlukan karena sawit merupakan komoditas andalan dari pendapatan nasional dan devisa negara Indonesia.

Perkebunan sawit layak diperjuangkan karena memberi pemasukan dan nilai ekonomi yang tinggi dan berarti bagi masyarakat Indonesia. Selain  efisien dari segi hasil untuk lahan yang terbatas, saat ini ada kekhawatiran untuk menstigmatisasi seluruh tanaman. “Padahal bukan tanamannya yang menjadi masalah, tetapi di mana kita menanamnya,” ujar Rinekso.

Masyarakat banyak beralih ke kebun sawit karena tanaman itu mampu menghasilkan nilai ekonomi yang menguntungkan dan dapat memberikan kehidupan yang layak.  “Harapan kedepan adalah mengembangkan perkebunan sawit dengan baik berbasis lanskap,” tutur Rinekso.

Baca Juga:  Aturan Baru Lahan Gambut Hambat Investasi Perkebunan
Tags: hutansawit
Nasionalisme.co

Copyright © 2013-2020

  • About us
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Bisnis
  • Politik
  • Wisata
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Peristiwa

Copyright © 2013-2020