Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menegaskan tidak akan mengganggu pemerintahan Joko Widodo – Ma’ruf Amin. Mantan Ketua MPR ini memberikan kesempatan selama lima tahun memerintah kepada presiden dan wakil presiden terpilih. Tapi, di sisi lain, pihaknya tetap akan mengawasi dengan menjadi opisisi.
Penegasan Amien Rais ini disampaikan di Jakarta menanggapi pertemuan Jokowi dan Prabowo sehari sebelumnya. Bahkan, Amien membuka isi surat Prabowo yang disampaikan kepada dirinya tentang pertemuan dengan Jokowi.
“Isinya lebih kurang, ‘Pak Amien kemungkinan 13 Juli, jadi esok harinya, akan ada pertemuan dengan Pak Jokowi, bagi saya, Pak Amien, kepentingan lebih besar keutuhan bangsa, keutuhan NKRI itu lebih saya pentingkan,” kata Amien menirukan isi surat Prabowo.
“Dan paragraf dua katakan ‘Setelah ini, setelah pertemuan saya akan ketemu Pak Amien bisa di Jakarta, bisa terbang ke Yogya,” sambungnya.
Amien Rais mengaku sepakat 1.000 persen dengan langkah rekonsiliasi dalam artian menjaga keutuhan NKRI. Dia menilai upaya rekonsiliasi lucu jika diwujudkan dalam bagi-bagi kursi.
“Namun, buat saya, rekonsiliasi itu sangat lucu kalau dalam wujud bagi-bagi kursi. Itu namanya bukan rekonsiliasi, tapi ya bagi-bagi kursi. Ada aibnya, ada negatifnya, nggak ada lagi kekuatan moral, nggak memegang disiplin partai, dan lain-lain,” tutur Amien
“Saya tetap pada pendirian saya, rekonsiliasi dalam arti bangsa utuh, nggak boleh pecah, saya 1.000 persen setuju, saya setuju, mbahnya setuju. Tapi rekonsiliasi itu jangan sampai itu diwujudkan dengan bagi-bagi kursi,” katanya.