Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) mendorong untuk melahirkan pabrik-pabrik sawit petani, yang saat ini baru ada satu unit di Kalimantan Selatan.
“Justru yang harus digesa saat ini mendukung pabrik sawit petani berdiri di pusat perkebunan sawit rakyat. Untuk selanjutnya mengarahkan petani naik kelas ke sektor hilir seperti minyak goreng dan biodiesel, ” ujar Dr. Gulat ME Manurung, MP, CIMA, Ketua Umum DPP APKASINDO, dalam perbincangan melalui telepon.
Gulat menjelaskan baru ada satu pabrik sawit yang sahamnya dimiliki koperasi petani. Adanya wacana supaya petani punya pabrik biodiesel menjadi tidak relevan karena petani belum menghasilkan CPO sendiri. Saat ini, dari 46,7 juta ton produksi CPO Indonesia pada 2022 lalu, diperkirakan. perhitungan 26%-28% nya berasal dari TBS petani.
“Kalau ada yang mengatakan buah sawit petani tidak diserap dalam biodiesel. Jelas tidak benar pendapat tersebut. Artinya biodiesel yang digunakan menggunakan TBS Petani juga, bukan hanya korporasi,” tegas Gulat.
Menurutnya, kehadiran pabrik sawit petani akan membantu program pemerintah mengatasi masalah minyak goreng. Kementerian Koperasi sudah meluncurkan Pabrik Minyak Makan Merah (M3). Konsepnya adalah Satu Pabrik minyak makan menjangkau 1.000 ha kebun sawit rakyat.
Begitupula Kementerian Pertanian sudah juga meluncurkan PAMIGO (pabrik minyak goreng) dengan konsep masuk TBS keluar minyak goreng.
“Kedepannya urusan minyak goreng rakyat akan diurus oleh kedua pabrik ini bersama BUMN Perkebunan, sehingga korporasi cukup fokus untuk minyak goreng kelas premium dan ekspor,” saran Gulat.
Gulat menyatakan petani sangat bangga karena dengan program B35 biodiesel menghemat devisa negara sebesar Rp161 Triliun. Tidak perlu lagi impor solar fosil sebesar 13,15 juta Kiloliter (KL) atau 35% dari kebutuhan solar nasional.
Program B35 ini juga diproyeksi menyerap tenaga kerja sekitar 1.653.974 orang serta pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sekitar 34,9 juta ton CO2e dan yang pasti Indonesia adalah satu-satu nya negara yang berhasil dengan teknologi B35 biodiesel terbaik di dunia.
“Perlu dicatat dana yang dikelola oleh BPDPKS tersebut adalah bukan berasal dari APBN, tapi berasal dari Levy (pungutan ekspor) CPO dan turunannya. Pungutan ekspor ini gotong royong bersama sektor hulu, hilir sawit dan petani sawit,” pungkasnya.