KUCHING – International Peatland Society (IPS) mewacanakan untuk mengadakan Round Table untuk menjembatani kepentingan antara korporasi dan NGO dalam mengatasi perbedaan kepentingan dalam pemannftaan gambut di dunia.
Pernyataan disampaikan Managing Director Klasmann Deilmann GmbH Moritz Bocking yang juga Executive Board International Peatland Society (IPS) pada 15 International PEAT Conggres di Kuching Sarawak, Kamis (18/8).
Deilmann GmbH Moritz Bocking mengungkapkan, Klasmann Deilmann GmbH mengalami pertentangan sengit dengan sejumlah NGO lingkungan karena mengekstrak gambut sebagai media tanam. Operasi kami pada awalnya dianggap merusak ekosistem gambut.
“Pada awalnya kami sangat tertutup dengan NGO mengenai bisnis yang kami lakukan, sehingga mereka (NGO) melakukan berbagai tekanan. Tetapi sejalan waktu, kami belajar untuk terbuka mengenai berbagai dan mengajak NGO untuk bekerjasama,” kata Moritz Bocking
Bocking berpendapat, perbedaan kepentingan itu bisa diselesaikan jika kedua pihak duduk bersama dan terbuka untuk bisa saling menjelaskan berbagai perbedaan pandangan. Ilmu pengetahuan ada untuk mempermudah hidup manusia. Korporasi harus mampu menjelaskan tentang perkembangan ilmu pengetahuan melalui riset yang mereka biayai agar ada pemahaman bersama.
“Mengelola bisnis media tanam berbasis gambut tidak mudah dan mengalami banyak pertentangan. Namun lewat komunikasi yang baik dan intens lewat berbagai forum national dan internasional seperti 15 Th IPC 2016, seharusnya semua pihak bisa saling belajar dan memahami,” jelas Bocking
Pernyataan senada dikemukakan Managing Peatmax Juhani Lehti. Menurut dia, gambut seharusnya bisa dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kesejahteraan karena pemanfaatannya lebih ramah lingkungan.
Saat ini, kata Lehti, Peatmax yang beroperasi di Indonesua memanfaatkan gambut untuk dijadikan biomas sebagai bahan baku pembangkit (power boiler). “Biomas berbahan baku gambut saat ini sangat disukai banyak negara di Eropa karena lebih ramah lingkungan dan efisien dibandingkan batubara.”
Selain itu, penggunaan teknologi untuk pemanfaatan biomas berbasis gambut juga makin berkembang, “Saat ini, produk ini mempunyai pasar yang juga besar di Negara-negara Eropa seperti Jerman, Amerika dan juga Asia,” pungkas Lehti. FN