Greenpeace lagi-lagi bikin ulah dan provokasi terhadap komoditas kelapa sawit Indonesia yang menjadi penyumbang terbesar devisa Indonesia. Fitnah yang dilempar Greenpeace kali ini tentang kandungan lemak di dalam minyak kelapa sawit. Tapi, fitnah ini dibantah langsung oleh Badan Karantina Pertanian (Barantan).
Barantan menegaskan fitnah Greenpeace bahwa minyak sawit mengandung lemak yang tinggi, banyak terkontaminasi, dan sangat karsinogenik sama sekali tidak benar. Kepala Barantan Kementerian Pertanian, Banun Harpini menyatakan minyak sawit Indonesia sudah teruji melalui Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
“Karena energi kita terus melakukan ‘pertikaian’ dalam rangka diplomasi, kalau hanya kajian teknis bahwa hasil penelitian CPO kita tidak mengandung karsinogenetik, itu belum efektif. Karena itu ada ISPO dan RSPO yang kita ikuti juga termasuk ini juga bisa men-supply pangan dunia,” kata Banun di Bogor pada 20 November 2018.
Menurut Banun, minyak sawit merupakan penghasil bioenergy yang memasok kebutuhan global akan energi terbarukan. “Ini yang seharusnya menjadi perhatian internasional untuk dilestarikan,” katanya. “Dan ternyata tidak terbukti minyak sawit menimbulkan karsinogenik,” katanya.
Sebelumnya aktivis Greenpeace melakukan aksi nekat dengan menaiki kapal pengangkut minyak sawit milik PT Wilmar. Namun aksi ini berakhir dengan penahanan sejumlah aktivis tersebut di dalam kapal yang dilakukan oleh keamanan dan kapten kapal.