Campuran minyak sawit pada bahan bakar solar diprediksi mampu menghemat penggunaan solar hingga 9 juta kiloliter jika campuran minyak sawit mencapai 30%. Data ini terungkap dari hasil kajian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) jika kebijakan campuran 30% minyak sawit dilakukan tahun depan.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, konsumsi Solar nasional saat ini mencapai 32 juta kiloliter (kl). Dengan pelaksanaan program B30, maka membutuhkan minyak kelapa sawit ke solar 9 juta kl dalam setahun, minyak sawit tersebut untuk dimenggantikan 30 persen Solar.
“Kalau konsumsinya Solar di dalam negeri 32 juta kl setahun, seluruh sektor, kalau kali 30 persen itu 9 jutaan kl setahun, mungkin kalau ton sekitar 8,1 ton sampai 8,2 juta ton,” kata Dadan di Jakarta pada 30 Juli 2018.
Pasokan minyak sawit Indonesia masih cukup memenuhi pencampuran minyak sawit sebesar 30 persen, dengan kebutuhan 9 juta kl dalam setahun, dengan stok 12 juta kl minyak sawit. “12 juta kiloliter cukup untuk B30. kapasitas 12 juta, yang dibutuhkan 9 juta, malah sisa 3 juta,” jelasnya.
Dadan mengungkapkan, selain menyediakan pasokan minyak sawit untuk dicampur Solar, badan usaha penyalur Solar juga harus menyiapkan alat pencampuran Solar dengan minyak sawit.
“Kan itu harus dicampur, tapi nggak ada alat pencampurnya, kita akan bicara dengan badan usaha BBMnya itu kapan anda bisa nyampurnya,” tandasnya.
