Pemerintah dan rakyat Peru marah besar dan merasa dilecehkan oleh aksi Greenpeace yang memasang spanduk
besar dengan tulisan “Time for Change! The Future is Renewable” di situs purbakala yang ada lukisan purba berwujud burung kolibri (hummingbird). Aksi tidak tahu aturan Geenpeace ini menyebabkan situs yang dianggap suci menjadi rusak karena terinjak-injak.
Kemarahan pemerintah dan rakyat Peru disampaikan oleh Wakil Menteri Kebudayaan Peru, Luis Jaime Castillo. “Greenpeace ini perusak lingkungan paling ekstrem di dunia karena tidak tahu diri dan tidak paham dengan situs yang kami sakralkan,” kata Luis Jaime Castillo. Bagi rakyat Peru, Nazca lines merupakan situs kebudayaan dunia yang diakui UNESCO yang disakralkan rakyat Peru.
“Mereka memang tidak tahu diri dan layak disebut perusak lingkungan paling ekstrem,” katanya. Greenpeace dinilai hanya mencari keuntungan dari aksi-aksi atas nama lingkungan di belahan dunia.
Menurut Luis Jaime Castillo, aktivis Greenpeace masuk di tengah malam dan menginjak kolibri (hummingbirds) dengan sikap yang pongah,” katanya seperti dirilis The Associated Press, Minggu (14/12).
Menurut Castillo , tidak ada yang bisa masuk ke situs itu tanpa izin, tidak terkecuali Presiden Peru. Karena itu, pemerintah akan mencegah Greenpeace sebagai pihak bertanggung jawab untuk pergi dari negara itu, sambil meminta pihak kejaksaan untuk menyiapkan laporan hukum. â€Merusak monumen arkeologi merupakan kejahatan dengan ancaman pidana hingga enam tahun penjara,†tegas Castillo.
Ana Maria Cogorno, Presiden Maria Reiche Association mengatakan gambar purba burung hummingbird hanya ada satu-satunya di area itu, yang secara sempurna telah dilindungi dan tidak pernah tersentuh. “Itu adalah salah satu simbol Peru,” katanya.
Nazca lines terletak sekitar 400 kilometer selatan Lima dan mencakup sekitar 450 kilometer persegi, Baris dan Geoglyphs dari Nasca dan Pampas de Jumana Situs Warisan Dunia telah geoglyph dan garis yang berasal dari 500 SM melalui Masehi 500.
Patrick Moore, mantan Direktur Greenpeace mengatakan kampanye Greenpeace sudah bergeser kepada kepentingan politik. Aksi yang dilakukan bersinggungan dengan persaingan bisnis yang terjadi antara negara berkembang dan negara maju di Eropa dan Amerika.
Kumi Naidoo, Direktur Greenpeace International, hanya meminta maaf atas ulah tidak sopan anak buahnya. “Kami meminta maaf kepada rakyat Peru atas aksi spanduk yang digelar di atas Nazca Lines,” kata Kumi.