JAKARTA- Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tetap mempertahankan hukuman mati, meski kritik datang dari berbagai negara termasuk Uni Eropa. Alasan Jokowi, saat ini Indonesia adalah target utama para pengedar narkoba, dan hukuman mati menjadi pilihan efektif untuk melindungi Indonesia dari barang setan tersebut.
“Indonesia dan beberapa negara lain, menghadapi tantangan yang berat terkait peredaran narkoba. Dan pemberlakuan hukuman mati di sejumlah negara tersebut, termasuk di Indonesia, adalah pilihan yang diambil dengan mempertimbangkan kedaulatan dari negara yang bersangkutan,” kata Jokowi seperti dikutip dalam pernyataan pers Kementerian Luar Negeri RI.
Penegasan Presiden Jokowi yang kukuh memberlakukan hukuman mati disampaikan di depan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker di Brussels, Belgia. Dalam Konferensi PBB tentang Narkotika, kritik tersebut kembali disampaikan sejumlah negara dan aktivis HAM kepada negara-negara yang masih memberlakukan hukuman mati termasuk Indonesia.
“Setiap negara memiliki kedaulatan untuk menegakkan hukum di negaranya masing-masing,” kata Presiden Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi sendiri sudah mendeklarasikan “darurat narkoba” dan menegaskan bahwa narkoba merupakan ancaman yang sama seriusnya seperti halnya militansi dan terorisme.(T21/ reuters)