Badan Pusat Statistik memprediksi peningkatan volume ekspor CPO akan berlanjut kendati eksportir dibebani pungutan dana pengelolaan industri sawit atau CPO Supporting fund. Pungutan dana sawit ini akan berlaku efektif mulai 1 Juli mendatang.
Kepala BPS, Suryamin optimistis pengusaha industri kelapa sawit tidak akan terkena dampak yang signifikan meski biaya ekspor komoditas meningkat akibat CPO fund. “Apalagi kalau harganya membaik. Saya yakin pengusaha punya hitung-hitungan,” tambahnya.
BPS mencatat ekspor sawit dan produk turunan minyak sawit (CPO) anjlok 16,42 persen pada Mei 2015 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penurunan tersebut selaras dengan penurunan harga CPO yang mencapai 26,32 persen sejak Mei 2014.
“Kendati harga dan nilai ekspor CPO anjlok, namun dari sisi volume justru naik. Pada Mei, volume ekspor CPO berkisar 2 juta ton atau tumbuh sekitar 20,78 persen,” ujarnya.
volume ekspor CPO selama periode Januari-Mei tercatat tumbuh 21 persen atau mencapai 11,8 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu 9,7 juta ton.