Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) diharapkan dapat menjadi penjamin bagi petani sawit agar mudah mendapat pinjaman modal dari perbankan, terutama bagi yang lahannya belum tersertifikasi. “Kami mengharapkan Gapki dapat melakukan pembinaan terhadap petani rakyat agar mereka nantinya kapabel dan pada akhirnya dapat pengakuan dari perbankan dalam hal mendapatkan pinjaman modal,” kata Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho di Medan Rabu.
Harapan tersebut ia sampaikan pada pelantikan Gapki Sumut periode 2014-2017 yang diketuai Satria Sebayang di Hotel JW Marriot Medan. Pada kesempatan itu gubernur juga menyampaikan bahwa Sumut merupakan salah satu daerah utama perkebunan di Indonesia dan memiliki sejarah panjang dalam mewarnai perkembangan perkebunan di tanah air.
Pembangunan sub sektor perkebunan di Sumut yang dilaksanakan selama ini juga telah menunjukkan perkambangan signifikan yang ditunjukkan dengan meningkatnya PDRB sub sektor perkebunan Sumut sebesar 70 persen.
Bagi Sumut, lanjut dia, perkebunan bukan saja sebagai salah satu pilar penyangga devisa negara dan kekuatan ekonomi nasional, tetapi juga berperan langsung dalam mengurangi jumlah penduduk miskin, penangguiran dan pengembangan daerah.
Mencermati hal tersebut, Pemprov Sumut melalui Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) melakukan berbagai upaya pembangunan sejumlah proyek kawasan industri kelapa sawit.
Salah satunya adalah kluster industri kelapa sawit Sei mangkei di Kabupaten Simalungun. Pemprov Sumut saat ini berusaha maksimal untuk mengembangkan industri hilir kelapa sawit. Saat ini kegiatan hilir kelapa sawit berbasis UKM telah dikembangkan dengan cara pengembangan benih unggul kelapa sawit yang terintegrasi dengan sapi dan energi.
Karena itu pihaknya meminta kepada pengusaha perkebunan kelapa sawit di daerah itu untuk berpartisipasi dalam pengembangan kawasan ekonomi khusus Sei Mangke di Kabupaten Simalungun yang sudah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus.
“Pengembangan kawasan terpadu itu bisa saja melalui pembangunan hilirisasi karena itu cukup besar dalam menyerap tenaga kerja. Jadi peran serta Gapki di daerah ini masih menjadi andalan Sumut dalam pembangunan daerah,” katanya.
Sementara ketua Gapki Pusat Joefly J. Bahroeny, dalam kesempatan yang sama mengatakan industri kelapa sawit memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
Ekonomi di daerah juga bergeliat dengan masuknya industri sawit dan mampu menyerap lapangan pekerjaan dan berimbas pada peningkatan kesejahteraan . “Industri sawit menurut dia bukan lagi sumber devisa Negara, namun sawit telah menjadi tempat harapan hidup jutaan masyarakat kecil, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja.Sawit sudah menjadi sumber industri baru yang terus berkembang dan meyakinkan,” katanya.
Namun ia juga menyampaikan beberapa permasalahan yang saat ini dihadapi industri sawit Indonesia, yang jika tidak cepat disikapi maka akan berdampak pada perkembangan dan kemajuan industri sawit itu sendiri. Seperti misalnya keberadaan infrastruktur jalan dan pelabuhan yang merupakan urat nadi pendistribusian CPO ke mancanegara.
Untuk itu pihaknya berharap pemerintah maupun pemerintah daerah agar lebih memperhatikan kedua hal tersebut sehingga proses pengapalan CPO bisa berjalan baik. “Yang tidak kalah menjadi perhatian kita adalah adanya kampanye hitam terhadap industri sawit Indonesia oleh lembaga-lembaga asing. Ini harus kita tangkal dan membuktikan pada dunia bahwa sawit juga merupakan industri ramah lingkungan,” katanya.