Gus Dur itu ‘ombo segorone’. Sangat sabar. Ketika WTC New York ditabrak pesawat pada 11 September 2001, seluruh jadwal penerbangan kacau. Saya dan Gus Dur sedang ada di luar negeri. Transit dari satu negara ke negara yang lain. Gus Dur terpaksa saya tinggal di bandara Perancis sendirian. Saya harus mengurus tiket ke kantor maskapai yang jaraknya sangat jauh, dan meminta kamar hotel karena penerbangan ditunda.
Saya saat itu sangat khawatir. Tapi itu harus saya lakukan. Setelah semuanya beres, Gus Dur saya ajak jalan kaki lagi menuju hotel untuk beristirahat. Beliau tidak mengeluh. Malah beliau masih sempat mengajak bergurau ketika saya mandikan dan seluruh pakaiannya saya ganti. Itu kata Gus Munib Huda, ajudan pribadi Gus Dur.
Menurut Gus Munib, semasa Gus Dur memerintah, tidak hanya urusan negara yang dilakukan, tetapi juga sampai persoalan pribadi orang per-orang yang minta bantuan. “Pernah ada seorang ibu yang meminta bantuan Gus Dur karena dia mau dicerai suaminya. Kebetulan suaminya itu pegawai negeri. Urusan begini, soal mau curhat juga diterima oleh Gus Dur,” kata Gus Munib.
Yang menggelikan, ujar Gus Munib, ada orang-orang yang sering menipu, meminta bantuan pada Gus Dur. Gus Dur sudah diberitahu bagaimana watak orang yang meminta bantuan padanya itu. Apa jawab Gus Dur?
“Aku tahu dia berbohong dan menipuku. Tapi kalau dia tidak menipu aku, kan kasihan kalau ada orang lain yang akan ditipunya. Biarkan dia, aku tahu kok kalau dia berbohong,” cerita Gus Munib.
Acara yang dihelat di Kantor PC NU Ponorogo itu dihadiri ratusan jamaah dari Ponorogo, Solo, Magetan, Tulungagung, Ngawi dan sekitarnya. Acara yang dihadiri para kiai sepuh itu semarak, dan selesai hingga pukul 01.00 dinihari. jss