Hujan meteor Lyrid menghiasi langit di Indonesia mulai dini hari, Kamis, 21 April 2016 hingga malam 22 April 2016. Wilayah pedesaan menjadi lokasi yang paling jelas untuk melihat meteor-meteor jatuh dibandingkan di perkotaan.
Seperti dikutip dari situs Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), hujan Meteor Lyrid tersebut diperkirakan terjadi pada 15 hingga 25 April 2016 nanti, dengan puncaknya pada 22 sampai 23 April 2016.
hujan meteor Lyrid merupakan Fenomena langka yang terjadi sekali dalam 415 tahun. Namun untuk melihat jelas fenomena ini saat cuaca cerah dan tidak terhalang hujan dan awan.
“Hujan meteor terdeteksi pada pukul 03:49 WIB hingga 05:10 WIB,” kata Pakar Astronomi LAPAN Prof Dr Thomas Djamaluddin
Menurut Djamaluddin, hujan meteor ini merupakan debu sisa komet di antariksa yang berpapasan dengan bumi dan memasuki atmosfer, bergesekan sehingga terbakar dan terlihat seperti goresan cahaya di malam hari.
Papasan bumi dengan serpihan yang ditinggalkan oleh Komet Thatcer (C/1861 G1) dikenal dengan nama Hujan Meteor Lyrid.
Tidak seperti meteor yang berbentuk batuan, hujan meteor, ujarnya, tidak berbahaya karena sangat halus dan umumnya habis terbakar di atmosfer, dan hanya terlihat dalam hitungan 1-2 detik lalu menghilang. R3