Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan meyakini prospek industri kelapa sawit nasional cukup menjanjikan. Harga minyak sawit mentah dan produk turunannya di pasar internasional diperkirakan mampu menembus USD1.100 per ton.
“Indonesia berpotensi mampu mendongkrak ekspor CPO hingga USD24,2 miliar yang dipicu berkurangnya suplai global,” tuturnya ketika ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi.
Berdasarkan data GAPKI, produksi CPO dan Palm Kernel Oil (PKO) 2013 mencapai 26 juta ton atau naik 1,9 persen dibanding 2012 sebanyak 26,5 juta ton. Sedangkan produksi 2014 diperkirakan berkisar 27,5-28 juta ton.
Menurut Fadil, berdasarkan kondisi tersebut dalam beberapa tahun ke depan pemerintah berencana untuk memperluas perkebunan kelapa sawit dengan target produksi pada 2020 mencapai 52 juta ton per tahun.
Adapun alasan memperluas perkebunan dan produksi kelapa sawit, lebih lanjut dia menjelaskan, dikarenakan adanya peningkatan permintaan khususnya di pasar internasional terhadap minyak nabati dari kelapa sawit.
“Minyak sawit ini tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan industri pangan dan industri kosmetik tapi juga sudah semakin meluas untuk kebutuhan energi,” tukasnya.
Sementara itu, Deputi Menko Perekonomian Bidang Perniagaan dan Wirausaha, Edy Putra Irawady mengatakan, jika dilihat volume perdagangan di kawasan ASEAN, Indonesia masih surplus produk pertanian.
Menurut Edy, sektor pertanian menjadi salah satu komoditi unggulan untuk ekspor. Sehingga pembiayaan fasilitas kredit ke sektor perkebunan, porsinya harus ditambah. “Melihat potensi itu fasilitas kredit ke sektor itu musti ditambah,” tuturnya.