Jakarta – Indonesia menjadi salah satu penghasil sawit terbesar di dunia. Untuk itu, keberlanjutan produksi kelapa sawit dan turunanya menjadi hal yang harus diutamakan.
Menjawab hal itu, Direktur Utama PT Teladan Prima Agro (TPA), Wishnu Wardhana, menyampaikan visinya tentang bagaimana perusahaan kelapa sawit yang bertanggungjawab dapat meningkatkan efisiensi produksi secara berkelanjutan untuk pengembangan industri secara jangka panjang.
Wishnu memaparkan inisiatif TPA yang telah menerapkan Internet of Things (IoT) sebagai inovasi dalam pengelolaan operasional usahanya di Kalimantan Timur.
Dengan lahan konsesi seluas lebih dari 60.000 hektar, TPA memiliki cakupan skala yang memadai dan menguntungkan bagi langkah-langkah pengembangan usaha melalui berbagai pendekatan inovatif.
“TPA memiliki luas lahan yang ideal secara skala, tidak menuntut perubahan yang rumit dan berbiaya tinggi serta pendekatan inovatif yang kami lakukan dapat diuji secara komprehensif,” kata Wishnu kepada wartawan, Jumat (21/1/2022).
Mulai beroperasi sejak tahun 2004, TPA menerapkan teknologi untuk operasional usaha pengelolaan perkebunan dan pabrik kelapa sawit.
“Banyak industri seperti perbankan, layanan kesehatan dan transportasi telah mengalami disrupsi dan secara keseluruhan mereka kemudian bertransformasi melalui teknologi digital. Kami juga mulai menerapkan pendekatan inovatif berupa ‘precision agriculture’ pada konsesi TPA. Inisiatif ini memungkinkan TPA untuk mengeksplorasi langkah efisiensi lebih lanjut dalam proses produksi kami sekaligus mengurangi beban kegiatan usaha kami terhadap lingkungan,” kata Wishnu.
Salah satu contoh precision agriculture terletak pada penggunaan pupuk, yang merupakan faktor utama untuk mencapai hasil produksi yang lebih tinggi.
Pemakaian pupuk yang tidak tepat baik secara kualitas dan kuantitas, bukan hanya merupakan suatu pemborosan namun juga menyebabkan bahaya terhadap lingkungan.