Kabar duka datang dari Tanah Suci Mekkah pada Selasa 6 Agustus 2019 saat KH Maimoen Zubair meninggal dunia. Beliau meninggal sekitar jam 03.00 Waktu Arab Saudi atau sekitar jam 08.00 WIB.
Kabar duka itu pun dengat cepat menyebar ke masyarakat Indonesia melalui berbagai jaringan media sosial, khususnya WhatsApp. Berita ini kemudian dikonformasi oleh sejumlah orang yang dekat dengan Mbah Moen.
“Kabar duka dari Makkah pagi ini, telah berpulang kerahmatullah Mbah KH. Maimoen Zubair di Makkah. Insya Allah Khusnul Khotimah…. Alfatehah, Amin,” kata Sekjen PPP Arsul Sani sekitar pukul 09.00 kepada media.
“Kabar dari Gus Rozin, Gus Arwani dan Gus Yasin,” kata Arsul lagi mengkonfirmasi kebenaran kabar duka tersebut.
Mbah Moen, yang merupakan kelahiran Rembang 90 tahun lalu, diketahui merupakan Ketua Majelis Syariah PPP.
Sepanjang hidupnya, Mbah Moen dikenal sebagai seorang alim, ahli fikih, sekaligus penggerak baik di lingkungan organisasi keagamaan maupun di kehidupan politik. Mbah Moen pernah berpesan bahwa dakwah selayaknya dilakukan secara damai, tak perlu keras dan galak. Menurutnya, kondisi hari ini berbeda dengan zaman perang di era sebelum kemerdekaan.
Mbah Moen lahir di Rembang pada 28 oktober 1928. Dia merupakan pimpinan pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang. Mbah Moen merupakan putra dari Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih. Ayahnya merupakan murid dari Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky.
Basis pendidikan agama Mbah Moen sangat kuat dipengaruhi dari orang tuanya. Dia meneruskan pendidikan mengajinya di Pesantren Lirboyo, Kediri, di bawah bimbingan Kiai Abdul Karim. Selain itu, selama di Lirboyo, Mbah Moen juga mengaji kepada Kiai Mahrus Ali dan Kiai Marzuki.[]