Jakarta – Salah satu penyebab kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Namun penelitian justru menyebut perokok aktif memiliki risiko terkena kanker paru-paru lebih rendah dibanding perokok pasif. Bagaimana bisa?
Sebuah studi di Albert Einstein College Medicine mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan kondisi sel pada tubuh perokok aktif dengan perokok pasif.
Sejak lama, merokok diasumsikan mampu menyebabkan kanker paru-paru karena mendorong mutasi DNA terhadap sel normal paru-paru. Mitos ini terpecahkan oleh profesor dan komite genetik di Einstein, Jan Vijg.
“Tidak ada cara yang secara akurat menghitung mutasi sel normal,” kata Vijg, dikutip dari Science Daily.
Mutasi Sel Perokok Aktif dan Pasif
Vijg dan kelompok penelitiannya kemudian mengembangkan teknik sequencing bernama single-cell multiple displacement amplification (SCMDA).
Metode ini kemudian digunakan untuk membandingkan mutasi sel epitel paru-paru normal dari 14 orang yang tidak pernah merokok (usia 11-86) dan 19 perokok (usia 44-81 yang merokok maksimal 116 pak per tahun).
“Sel-sel ini mampu bertahan selama bertahun-tahun, bahkan beberapa dekade dan mampu mengakumulasi mutasi seiring usia dan kebiasaan merokok,” ujar Simon Spivack, ilmuwan Einstein lainnya.
“Dari seluruh jenis sel paru-paru, sel-sel (yang diteliti) itu merupakan salah satu yang paling memungkinkan menyebabkan kanker,” sambungnya.
Meski mutasi sel disebut akan bertambah seiring usia, ternyata mutasi sel para perokok aktif lebih ‘maju’ dibanding perokok pasif.
Hal lain yang mereka temukan adalah, jumlah mutasi sel bertambah, sejalan dengan jumlah pak rokok per tahun yang dikonsumsi. Risiko kanker paru turut bertambah.
Walau demikian, peningkatan mutasi sel ini berhenti setelah kebiasaan konsumsi 23 pak per tahun. Spivack menerangkan, perokok yang paling berat, tidak memiliki mutasi tertinggi.
“Penurunan mutasi bisa disebabkan karena para perokok berat itu punya sistem yang sangat canggih untuk memperbaiki kerusakan DNA atau mendetoksifikasi asap rokok,” sambungnya.
“Data kami menunjukkan bahwa para individu tersebut bisa saja bertahan begitu lama, meski mereka merokok berat karena mampu menekan akumulasi mutasi sel lebih lanjut,” tegas Spivack.
Pada akhirnya, penelitian ini menunjukkan bahwa sejumlah perokok, bisa jadi memiliki mekanisme yang sangat baik untuk melindungi diri mereka dari kanker paru dengan cara membatasi mutasi sel paru-paru. Sehingga, hanya ada sedikit perokok yang menderita penyakit tersebut.
Meski begitu, kegiatan merokok menurut banyak penelitian tetaplah dapat mengganggu kesehatan bahkan bisa memicu datangnya penyakit berbahaya. Selain itu, merokok juga dapat merugikan orang lain di sekitarnya yang berpotensi terkena dampak secara langsung seperti rentan terkena kanker paru-paru.
Kelompok yang Rentan Terkena Kanker Paru-paru
1. Perokok Pasif
Asap rokok melepaskan lebih dari 5.000 bahan kimia berbahaya. Menurut Cancer Research UK, sebagian besar asap rokok tidak terlihat, tetapi menyebar dengan mudah dan dapat bertahan di udara selama berjam-jam. Bahkan menempel pada pakaian
Hal ini menyebabkan perokok pasif memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru. Selain itu, perokok pasif juga bisa mengalami batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan dan iritasi mata dan hidung hingga penyakit jantung, dan stroke.
2. Keluarga Penderita Kanker Paru-paru
Faktor genetika berpengaruh pada risiko peningkatan kanker paru-paru. Dilansir dari Cancer Center, individu dengan anggota keluarga yang menderita kanker paru-paru lebih rentan terkena penyakit ini.
3. Usia 45-71 tahun
Usia senja meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru. Hal ini karena fungsi paru-paru pada orang di usia senja lebih terbatas dibanding usia muda.
Sekitar dua dari tiga kanker paru-paru didiagnosis pada orang berusia di atas 65 tahun, dan kebanyakan orang berusia lebih dari 45 tahun. Usia rata-rata saat didiagnosis adalah 71 tahun.
4. Sering Terpapar Polutan
Asbes, radon, atau polutan lainnya dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru. Polutan ini biasa ditemukan di tempat kerja maupun rumah. Meski tidak berwarna dan berbau, jenis-jenis polutan ini merupakan salah satu faktor pendorong risiko kanker paru-paru.
Ternyata, empat kelompok di atas lebih rentan menderita kanker paru-paru dibanding orang yang merokok secara aktif.