Tenaga kesehatan (nakes) merupakan orang yang turun langsung ke lapangan dalam menaganani pasien Covid-19, serta orang yang pertama kali menyaksikan meninggalnya pasien Covid-19.
Selain memikul amanah untuk merawat pasien, mereka juga memiliki tanggung jawab yang berat untuk menyampaikan berita duka kepada keluarga pasien.
Kisah seorang perawat tentang pengalaman merawat seorang bapak tua yang meninggal dunia karena Covid-19 berikut ini, benar-benar menyentuh hati netizen..
Menurut perawat bernama Noor Safinah Sharif, pasien yang akrab disapa Pak Majid sangat penurut dan menyenangkan hati selama menjalani perawatan di rumah sakit tempatnya bertugas.
Noor Safinah mengatakan Pak Majid tak pernah sekali pun menyusahkan para nakes yang menjaga dan merawatnya. Pampers bocor pun, Pak Majid tak pernah mengeluh atau berteriak panggil petugas.
Justru saat petugas yang merawatnya datang untuk memeriksa kondisinya, pria bernama asli Abd Majid Hamid itu sudah ganti pampers sendiri.
” Ketika ditanya ‘Pak Majid sehat?’ Selalu akan dijawab ‘Bapak sehat suster’. Pak Majid selalu menuruti permintaan para nakes,” cerita Noor Safinah.
Bahkan, hingga di akhir hayatnya, Pak Majid berusaha untuk tidak menyusahkan para nakes yang bertugas merawatnya.
” Sampai di saat akhir hidupnya pun masih dengan jawaban yang sama ‘Bapak baik-baik saja suster’. Hanya semalam sebelum meninggal, Pak Majid mengeluh ‘Bapak lelah suster satu hari telungkup terus’,” kata Noor Safinah.
Ketabahan dan kesabaran Pak Majid dalam menghadapi penyakit yang begitu mematikan membuat Noor Safinah terharu. Dia langsung teringat akan ayahnya.
Noor Safinah yang malam itu kebetulan dapat giliran jaga, datang ke tempat Pak Majid terbaring. Dia kemudian memijat kaki pria yang sudah dianggap seperti ayahnya sendiri itu.
Setelah itu, Noor Safinah meninggalkan Pak Majid sebentar untuk mengerjakan tugas lain. Tak sangka, saat itulah Pak Majid tengah betul-betul bertarung melawan Covid-19.
Nampak Pak Majid bangun, mencoba untuk tidur sambil duduk. Pak Majid berusaha mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.
” Sekali lagi aku tanya ‘Pak Majid baik-baik saja?’. Dan sekali lagi dijawab ‘Bapak OK suster’. Sampailah oksigen Pak Majid drop sampai 44 persen. ‘Pak, saya kasih morphine untuk tahan sakit ya’ dan dijawab ‘Baik suster’.
” Akhirnya pada pukul 4.12 pagi, Pak Majid pergi meninggalkan kami untuk selamanya. Pergilah dengan tenang Pak Abd Majid bin Hamid setelah sekian lama bertarung lawan virus Covid-19,” tambah Noor Safinah.
Sungguh pun sering menyaksikan kematian pasien-pasien lain sebelum ini, namun kepergian Pak Majid benar-benar meninggalkan kesan kepada Noor Safinah dan petugas lainnya.
” Kami sebagai nakes pun tak sanggup melihat ketabahan dan kesabaran Pak Hamid lawan virus.