• Latest
  • Trending
  • All
Kritisi Defisit RAPBN 2015, Perlu Pembahasan di DPR

Kritisi Defisit RAPBN 2015, Perlu Pembahasan di DPR

08/20/2014
Petani Sawit Berharap Program B35 Akan Kerek Harga TBS Rp3.500 Per Kilogram

Petani Sawit Berharap Program B35 Akan Kerek Harga TBS Rp3.500 Per Kilogram

02/01/2023
Melalui RAN-KSB, Tata Kelola Sawit Indonesia Akan Diperbaiki

Melalui RAN-KSB, Tata Kelola Sawit Indonesia Akan Diperbaiki

02/01/2023
KPU Rilis 11 Tahapan Pemilu 2024

KPU Rilis 11 Tahapan Pemilu 2024

01/31/2023
Bantah Black Campaign, BPDPKS Sebut Tudingan UE Tidak Benar Terkait Minyak Sawit

Bantah Black Campaign, BPDPKS Sebut Tudingan UE Tidak Benar Terkait Minyak Sawit

01/31/2023
Zulhas Akan ke Malaysia Bahas Larangan Ekspor Sawit Uni Eropa

Zulhas Akan ke Malaysia Bahas Larangan Ekspor Sawit Uni Eropa

01/31/2023
Mulai Besok, Pemerintah Akan Terapkan Bahan Bakar Campuran Sawit B35

Mulai Besok, Pemerintah Akan Terapkan Bahan Bakar Campuran Sawit B35

01/31/2023
Pemerintah Tingkatkan Persentase BBM Campur Sawit Jadi 35%

Pemerintah Tingkatkan Persentase BBM Campur Sawit Jadi 35%

01/31/2023
Swiss SECO Ke Petani Sawit : Kami Tidak Ikut Campur di UU UE Terkait Sawit

Swiss SECO Ke Petani Sawit : Kami Tidak Ikut Campur di UU UE Terkait Sawit

01/31/2023
BPDPKS Bantu Peremajaan Sawit Petani Seluas 500 Hektare di Solok Selatan

BPDPKS Bantu Peremajaan Sawit Petani Seluas 500 Hektare di Solok Selatan

01/30/2023
Petani Sawit SPKS Sekadau Lakukan Audit Sertifikasi ISPO

Petani Sawit SPKS Sekadau Lakukan Audit Sertifikasi ISPO

01/30/2023
Pemerintah Targetkan Realisasi Biodiesel Sawit Capai 13 Juta Kiloliter di Tahun 2023

Pemerintah Targetkan Realisasi Biodiesel Sawit Capai 13 Juta Kiloliter di Tahun 2023

01/30/2023
Petani Sawit Desa Tri Mulya Lakukan Transparansi Pengelolaan Dana Hibah RSPO

Petani Sawit Desa Tri Mulya Lakukan Transparansi Pengelolaan Dana Hibah RSPO

01/30/2023
Nasionalisme.co
  • Home
  • Bisnis
  • Politik
  • Wisata
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Peristiwa
No Result
View All Result
Nasionalisme.co
No Result
View All Result
Home Berita Pilihan

Kritisi Defisit RAPBN 2015, Perlu Pembahasan di DPR

by admin
08/20/2014
in Berita Pilihan, Berita utama, Bisnis
Kritisi Defisit RAPBN 2015, Perlu Pembahasan di DPR

Agus-Martowardojo

Target defisit neraca transaksi berjalan 2,32 persen atau Rp 257,6 triliun dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dalam RAPBN 2015 disikapi Bank Indonesia. “Jadi 2,32 persen itu cukup tinggi, dan itu menunjukkan bahwa fiscal space-nya tidak besar. Kita harus ingat bahwa UU Keuangan Negara, defisit itu tidak boleh lebih dari 3 persen,” ujar Agus DW Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia (BI), di Jakarta.

Gubernur BI menilai target current account defisit (CAD) atau defisit neraca transaksi itu terlalu tinggi. Terutama jika dibandingkan dengan rata-rata defisit transaksi berjalan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) selama satu dekade kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang selalu di bawah 2 persen.

Karena jika patok 2,32 persen itu, ditambah defisit APBD seluruh pemda sebesar 0,5 persen, nilainya menjadi 2,82 persen. Itu nyaris menyentuh batas maksimal undang-undang yang mematok 3 persen terhadap PDB.

“Dan APBD kalau dikonsolidasi, itu kira-kira 0,5 persen. Jadi kalau 0,5 persen ditambah 2,32 persen kan jadi 2,82 persen. Jadi itu yang nanti musti akan mendapatkan pembahasan yang besar saya duga di DPR,” jelas Gubernur BI ini seusai mengikuti pidato nota keuangan presiden di hadapan DPR dan DPD RI.

Baca Juga:  Menteri Suswono Minta Pemerintah Mendatang Lebih Perhatikan Pertanian

Jika defisit sebesar itu dipaksakan, maka pemerintahan SBY berarti hanya menyisakan sedikit ruang anggaran buat presiden pengganti. “Itu nanti musti mendapatkan pembahasan yang besar saya duga di DPR,” kata Agus Marto.

Untuk itu, menurut Agus, rekomendasi BI akan tetap sama. Yaitu, harus ada pemangkasan belanja non-produktif. Dalam hal ini berarti alokasi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) wajib dipotong atau subsidi listrik dan energi. Mengingat, subsidi BBM saat ini telah mencapai Rp360 triliun.

“Kalau seandainya bisa dipotong belanjanya akan lebih baik. Ditambah dengan peningkatan penerimaan negara, kalau dari belanja yang bisa jadi prioritas (dipangkas) terkait subsidi BBM atau subsidi energi,” kata gubernur BI.

Lebih lanjut, Agus pun mengingatkan, “Kita mengikuti ketika pembahasan pendahuluan APBN 2015, pemerintah dan DPR sepakat bahwa subsidi BBM harus diarahkan kepada individu yang memerlukan atau yang miskin. Tidak subsidi ke harga, jadi saya duga nanti di dalam pembahasan dengan DPR akan dibahas itu.”

Dalam Rancangan APBN 2015, SBY mengumumkan total pendapatan negara dipatok sebesar Rp 1.762,3 triliun. Sementara untuk belanja mencapai Rp 2.019,9 triliun. Presiden menjamin volume belanja APBN yang membesar, bukan berarti defisit tahun depan memburuk. “Defisit RAPBN 2015 sebesar RP 257,6 triliun, atau 2,32 persen terhadap PDB, turun dari defisit APBN-P 2014 sebesar 2,4 persen,” ujar Presiden SBY.

Baca Juga:  Samsung Galaxy S22, S22+ & S22 Ultra, Berikut Harga dan Spesifikasinya

 

Tags: RAPBN 2015
Nasionalisme.co

Copyright © 2013-2020

  • About us
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Bisnis
  • Politik
  • Wisata
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Peristiwa

Copyright © 2013-2020