• Latest
  • Trending
  • All
Meruwat Bethari Durga : Ditinggal, Kalika Bertangisan (5)

Meruwat Bethari Durga : Ditinggal, Kalika Bertangisan (5)

09/18/2015
Apkasindo Aceh Sebut Harga Sawit 1 Ton Setara Pupuk 1 Sak

Harga CPO Melonjak, Emiten Sawit Cuan Hingga Rp 295,6 miliar

05/27/2022
Kemenko Bidang Ekonomi Sebut Indonesia Raja Sawit Global

Kemenko Bidang Ekonomi Sebut Indonesia Raja Sawit Global

05/27/2022
Kementan Terapkan Uji DNA Benih Sawit Demi Tingkatkan Produktivitas

Kementan Terapkan Uji DNA Benih Sawit Demi Tingkatkan Produktivitas

05/27/2022
Limbah Sawit PKE Sebanyak 7 Ribu Ton di Ekspor ke Korsel

Limbah Sawit PKE Sebanyak 7 Ribu Ton di Ekspor ke Korsel

05/27/2022
Menko Marves – GIMNI Sebut Audit Perusahaan Sawit Butuh Badan Khusus

Menko Marves – GIMNI Sebut Audit Perusahaan Sawit Butuh Badan Khusus

05/26/2022
Sejumlah Pabrik di Belitung Kembali Beli Hasil Panen Petani Sawit

Sejumlah Pabrik di Belitung Kembali Beli Hasil Panen Petani Sawit

05/26/2022
Sejumlah Pabrik di Belitung Mulai Menerima Sawit Petani

Sejumlah Pabrik di Belitung Mulai Menerima Sawit Petani

05/26/2022
5 Tips Merawat Rem Tromol Pada Motor

5 Tips Merawat Rem Tromol Pada Motor

05/26/2022
Emiten Sawit TAPG Siapkan Ekspansi Bangun Refinery

Emiten Sawit TAPG Siapkan Ekspansi Bangun Refinery

05/25/2022
Teknologi Terbaru, Pabrik Minyak Sawit Tanpa Uap

Teknologi Terbaru, Pabrik Minyak Sawit Tanpa Uap

05/25/2022
Pemerintah Siapkan Koperasi Bangun Pabrik Sawit Merah

Pemerintah Siapkan Koperasi Bangun Pabrik Sawit Merah

05/25/2022
Bisakah Bank Blokir Rekening Penipu?

Bisakah Bank Blokir Rekening Penipu?

05/25/2022
Nasionalisme.co
  • Home
  • Bisnis
  • Politik
  • Wisata
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Peristiwa
No Result
View All Result
Nasionalisme.co
No Result
View All Result
Home Opini

Meruwat Bethari Durga : Ditinggal, Kalika Bertangisan (5)

by admin
09/18/2015
in Opini, Selilit
Meruwat Bethari Durga : Ditinggal, Kalika Bertangisan (5)

Kolom Djoko Suud Sukahar

Para setan semua telah berubah. Mereka terbebas dari kutukan dan kembali pada wujut aslinya. Namun perubahan itu ternyata tak terjadi pada Kalika. Raksasa itu tetap menjadi raksesi. Wajahnya menyeramkan. Tubuhnya penuh kudis. Dan kalau tertawa membuat merinding bulu kuduk. Ia menghiba pada Sadewa. Katanya, “Tuanku, Kalika ini hendaknya juga tuan lepaskan.”

Tapi apa jawab Sadewa? “Kalika, aku tidak melepaskan kamu dari dosa nodamu. Dosa-dosamu itu berasal dari kebiasaanmu memberi guna-guna suami-suamimu. Itu termasuk dosa dan noda sangat besar.”

Semar menyahuti. “Selain itu, dia juga yang memanggil semua hantu-hantu berkumpul di Setra ini untuk menakut-nakuti hamba.”
Mendengar itu Kalika pun menangis meratap-ratap. Ia bergulung-gulung di tanah. Jemu berguling ia duduk berjongkok. Tampak sesuatu yang menyerupai moncong, menonjol di bawah kainnya. Ki Semar pun menunjuk-nunjuk dengan telunjuk.

Kata Ki Semar.”Kamu ingin lepas wahai Kalika? Jika demikian sayalah yang akan melepaskan!”

Kalika pun senang hatinya. Ia berharap Semar bisa melakukan yang sama seperti yang dilakukan Sadewa. Ia pun menyahuti. “Semoga selamat bahagia, wahai Ki Semar.”

“Wahai kakakku orang yang ganteng, bagus dan muda belia yang menjadi incaran gadis-gadis dan janda-janda muda. Mereka semua berhasrat menjadi istri bergilir bagimu.”

Baca Juga:  Vietnam Rose (4) : Gadis Itu Diantri Sepanjang Jalan

Ki Semar tersenyum. Ia mengerti maksud Kalika mengucapkan kata-kata yang menyenangkan itu. “Nah, sekarang aku bersedia melepaskan kamu. Siapkan saja rangkaian upacaranya. Semua sesaji makanan dan lain-lainnya. Semuanya harus lengkap.”
“Baik, saya akan memenuhi semua itu. Berapa saja beayanya, selaksa atau dua laksa.”

Semar tertawa dalam hati. “Lekas-lakas bawa kemari. Nasi sebakul penuh, beserta ulam panggang di talam, dan tuak satu guci. Cepatlah pergi memasak dan letakkan semua di tengah-tengah halaman.”

Selesai sudah semuanya. Kalika telah memasak segalanya dan telah siap tersedia di halaman. Semar pun menyingsingkan kainnya sambil menyuruh Kalika pergi. “Kalika, pergi jauh-jauh dari sini, jangan sampai kau melihat. Ini tak boleh dilihat oleh siapa pun juga.”

Setelah itu Semar mulai makan sekenyang-kenyangnya. Habis nasi sebakul. Tuak satu guci penuh. Bahkan kulit dan tulang ikan pun tak ada yang tersisa.

Semar kini melepaskan sabuknya. Habis tuntas tak ketinggalan sedikit pun juga. Sampai sisa ekor panggang saja tidak ada. Namun tatkala belum juga ada perubahan pada phisik Kalika, maka raksasa betina ini pun sekarang tahu, bahwa kata-kata Semar itu hanya berujut kata-kata, bukan mantra. Sesungguhnya Semar menipunya. Kalika pun sesengggukan. Ia merasa ditipu mentah-mentah. Sudah habis biaya banyak, kelelahan, tetapi wujutnya belum berubah. Tetap menjadi raseksi yang jelek rupa.

Baca Juga:  Menyetubuhi Mayat (1) : Habis Dibunuh Mayatnya Diperkosa

Sang Hyang Dewi yang telah kembali pada wajahnya yang cantik jelita mulai berkemas kembali ke sorga. Niat itu sudah lama terpendam. Begitu pula dengan para bidadari semuanya. Mereka telah lama merindukan itu. Tak lama kemudian mereka pun terbang ke angkasa bersama Hyang Uma.

Saat semuanya naik ke sorga itu, sayup-sayup sampai terdengar tangis Kalika. Ia menyesali diri sendiri. Bahkan saat Sudamala berkata: “Selamat tinggal Kalika. Pesanku, tunggulah di sini. Tugasmu menjaga taman, kelak aku akan melepaskan kamu. Baik-baiklah kamu di sini! Aku akan berangkat meninggalkan taman.”
Kalika tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya terdiam. Perlahan-lahan ia menyahuti pesan Sadewa. “Selamat jalan tuan, semoga bahagia seterusnya.”

Hari itu Hyang Ayu beserta pengiringnya beranjak pergi. Perjalanannya bakal mengubah segalanya. Ia berhenti untuk beristirahat sebentar di taman Banjaransari. Kabar kedatangan Hyang Ayu mengguncang jagat raya. Para bidadari di sorga telah mendengar berita itu. Termasuk saat Hyang Ayu tiba dan beristirahat di taman Banjaran Puspa.

Kini semua dewa bergegas menjemputnya. Berdengung-dengung suara terompet. Riuh suara gamelan dan bunyi-bunyian. Dimana-mana tampak payung kertas tanda kebesaran. Bentuknya sangat indah. Sungguh elok, serasi dengan barisan kehormatan yang menyambut. Termasuk para bidadari yang kini memenuhi istana para dewa ini.
Hyang Ayu duduk. Ia diusung di dalam tandu yang dihias serba emas yang menerawang. Diperindah dengan permata yang berkilauan, hingga nampak menyala-nyala. Mengerdip-ngerdip jika sedang bergerak.

Baca Juga:  'Artis Esek-Esek' Nikita & Puty Dilepas, Dua Germo Protes

Para pemikul tandu itu terdiri dari para bidadari yang diiring para dewa. Setelah sampai di sorga, rombongan segera masuk ke dalam istana. Telah sempurna segala-galanya. Kini Hyang Ayu tampak muda belia, berjajar dengan Hyang Guru. (bersambung)

Tags: Bathara Durga
Nasionalisme.co

Copyright © 2013-2020

  • About us
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Bisnis
  • Politik
  • Wisata
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Peristiwa

Copyright © 2013-2020