Pemerintah menjamin produk sawit Indonesia menjadi komoditas yang strategis dan mampu bersaing di pasar dunia. Kampanye negatif berupa larangan produk sawit Indonesia dijual ke wilayah Eropa, hanya alih-alih sebagai persaingan bisnis semata.
Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Rida Mulyana, dirinya akan berkunjung ke Prancis untuk menghadiri forum “Konferensi Perubahan Iklim” yang akan dihelat pada 1 Desember 2015. Dalam kesempatan itu, ia akan menyampaikan bagaimana Indonesia mengolah sawit agar tidak merusak lingkungan.
“Seperti diketahui bahwa produk sawit kita banned (dilarang masuk Eropa). Meskipun itu tidak jauh dari persaingan bisnis. Yang terjadi adalah black campaign selama ini sawit merusak lingkungan. Nyatanya di Indonesia itu masih bisa diubah,” kata Rida di kantor Ditjen EBTKE, Jakarta, Jumat, 27 November 2015.
Dalam kesempatan itu, Rida mengatakan akan memaparkan dan mencoba menjual produk sawit mandatori biodiesel yang sudah terbukti ramah lingkungan.
Mandatori biodiesel ini menjadi perhatian dunia, karena sampai saat ini di Malaysia pun hanya 7 persen campurannya, belum seluruhnya. Sementara, kita sudah mulai 20 persen. Dan ini cukup mencengangkan dunia,” tuturnya.
Selain itu, pandangan limbah sawit yang disebut tidak ramah lingkungan saat ini sudah bisa dimanfaatkan untuk sumber energi listrik di Indonesia.
Peluang ini menurut Rida akan menarik investor sebanyak-banyaknya. Salah satunya adalah dengan memperjelas aturan, dan bagaimana agar dari bisnis bisa memberikan margin perekonomian yang bagus yakni dengan menyediakan tarif yang lebih bersaing. R3