Petugas medis dari lembaga swadaya masyarakat Bulan Sabit Merah Indonesia (BMSI) di Langsa, Aceh, menegaskan bahwa tempat pengungsi Rohingya dan Bangladesh di Kuala Langsa aman dari penyakit menular.
“Rata-rata penyakit yang diidap oleh para pengungsi adalah asam lambung dan infeksi saluran pernapasan, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Dr Said Mahdi, Senin (1/6).
Pada dasarnya para pengungsi tersebut berada dalam kondisi sehat sebelum berangkat dari negeri mereka dan kondisi buruk di kapal selama dua sampai tiga bulan membuat kebanyakan mereka jatuh sakit.
“Pada saat mendarat di Kuala Langsa pertengahan Mei lalu, kondisi mereka sangat memprihatinkan akibat kekurangan makanan, tubuh lemas karena dehidrasi.” katanya.
Saat ini terdapat sebanyak total 681 pengungsi di Kuala Langsa dengan rincian 426 orang pengungsi Bangladesh dan 255 pengungsi Rohingya. Mereka ditempatkan di gudang bekas tempat pelelangan ikan (TPI) di Pelabuhan Kuala Langsa.
Selain di Kuala Langsa, juga terdapat kamp pengungsi di Lok Sukhon (329), Birem Bayem (402), Lhokseumawe (564 jiwa) dan Aceh Tamiang (47 jiwa). Sejak diselamatkan oleh para nelayan di Aceh Timur dan ditempatkan di berbagai lokasi, kondisi kesehatan para pengungsi menurut Said sudah sangat menggembirakan, termasuk kondisi psikologis anak-anak.