• Latest
  • Trending
  • All
Ekspor Bulan April Menurun

Pengusaha Diminta Tidak Berlebihan Ekspor CPO

10/21/2014
Peneliti Jepang: Sawit Buka Isolasi Daerah dan Tingkatkan Ekonomi

Peneliti Jepang: Sawit Buka Isolasi Daerah dan Tingkatkan Ekonomi

03/27/2023
OJK Dukung Kemudahan Akses Pendanaan Kepada Petani Sawit

Akademisi Untan: Sertifikasi Komitmen Bangun Kebun Sawit Berkelanjutan

03/27/2023
Protes Kebijakan Uni Eropa, Petani Sawit Turun ke Jalan

Protes Kebijakan Uni Eropa, Petani Sawit Turun ke Jalan

03/27/2023
Harga TBS Sawit di Kalbar Capai Level Tertinggi

Harga TBS Sawit di Kalbar Capai Level Tertinggi

03/26/2023
Harga TBS Sawit Sumsel Periode II-Maret 2023 Naik Rp 89,62/kg

Harga Kelapa Sawit di Mesuji Lampung Capai Rp 2 Ribu Lebih Per Kilogram

03/26/2023
Kabar Baik, Jelang Puasa Harga CPO Nanjak Lagi

Kabar Baik, Jelang Puasa Harga CPO Nanjak Lagi

03/21/2023
Harga TBS Sawit Sumsel Periode II-Maret 2023 Naik Rp 89,62/kg

Harga TBS Sawit Sumsel Periode II-Maret 2023 Naik Rp 89,62/kg

03/21/2023
Ini Pemicu Harga CPO Ambes Nyaris 6%

Ada Perusahaan Sawit Gede yang Bakal IPO, Lagi Disiapin Erick Thohir

03/20/2023
OJK Dukung Kemudahan Akses Pendanaan Kepada Petani Sawit

PTPN Produsen Sawit Bakal Digabung, Begini Tanggapan GAPKI

03/20/2023
Pengacara Sayangkan Sikap Tidak Kesatria dalam Kasus Klaim Lahan PT ANA

Harga TBS Sawit Kalbar Periode II-Maret 2023 Naik Rp 57,98/Kg

03/20/2023
Pasca Anjlok 2%, Harga CPO Mulai Naik Tapi Tipis

Pasca Anjlok 2%, Harga CPO Mulai Naik Tapi Tipis

03/20/2023
Mentan Dorong Perusahaan Integrasikan Sapi- Sawit

Mentan Dorong Perusahaan Integrasikan Sapi- Sawit

03/19/2023
Nasionalisme.co
  • Home
  • Bisnis
  • Politik
  • Wisata
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Peristiwa
No Result
View All Result
Nasionalisme.co
No Result
View All Result
Home Berita Pilihan

Pengusaha Diminta Tidak Berlebihan Ekspor CPO

by admin
10/21/2014
in Berita Pilihan, Berita utama, Bisnis
Ekspor Bulan April Menurun

ekspor-impor

Pemerintah meminta pengusaha kelapa sawit dan minyak kelapa sawit untuk menahan diri dan tidak berlebihan mengekspor CPO. Hal ini terkait setelah Kementerian Perdagangan (Kemendag) resmi mengumumkan bahwa mulai Oktober 2014 ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dibebaskan dari bea keluar (BK). Kebijakan tersebut diambil menyusul keputusan Malaysia yang lebih dulu menerapkan BK 0 persen.

“Walaupun BK 0 persen, saya imbau eksportir tidak jor-joran karena bisa membuat harga CPO dunia semakin turun,” kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi.

Dia mengatakan, karena memperbesar ekspor berarti menambah suplai, lantas harga bisa tertekan. Seminggu terakhir harga sudah turun dari USD 740 per metrik ton menjadi USD 650-660. Sebelumnya, harga CPO pada September lalu cenderung bergerak pada USD 700-750 per metrik ton. “Kebijakan penghapusan BK untuk komoditas CPO sudah dijalankan Malaysia mulai awal September 2014,” katanya.

Menurut Bayu, kebijakan Indonesia yang juga membebaskan BK pada Oktober dimaksudkan untuk mendongkrak daya saing CPO Indonesia di pasar internasional. “Ini strategi untuk bisa bersaing dengan CPO Malaysia,” tuturnya.

Pengusaha minyak sawit Indonesia, kata Wamendag, sudah berjanji untuk bersama-sama pemerintah mengatasi penurunan harga CPO dunia. Ada beberapa kesepakatan yang dibuat dalam pertemuan di New York. Di antaranya, menjaga produksi dan suplai yang berkelanjutan serta mendukung semua regulasi yang dikeluarkan pemerintah. “Intinya, adalah komitmen meningkatkan produktivitas petani kecil,” sebutnya.

Baca Juga:  CFNA Siap Bantu Tingkatkan Perdagangan Sawit Indonesia-China

Menanggapi hal itu, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim Azmal Ridwan menuturkan, regulasi yang diambil oleh pemerintah tak ada masalah. “Kalau BK-nya 0 persen, bagus dong,” ucapnya kemarin. Namun demikian, kata dia, yang menjadi masalah adalah ketika negara pengimpor memberlakukan bea masuk. “Jika negara bersangkutan memberlakukan tarif masuk 40 persen kan runyam urusannya,” sebutnya.

Kendati demikian, kata Azmal, yang lebih diperhatikan pemerintah adalah proses perizinan. Hingga sekarang prosesnya masih berbelit-belit. “Sampai hari ini belum ada yang berubah. Tetap runyam dengan biaya besar,” katanya.

Dia menyebut, intinya bukan investornya yang bermasalah melainkan perizinannya. “Tumpang tindih,” tegasnya. Selain repot izin membuka lahan masih ada problem lain. Yakni, dana reboisasi. “Sebelumnya tak ada,” katanya. “Kami melakukan pembukaan lahan di Kawasan Budi daya Non Kehutanan (KBNK) bukan di kawasan budi daya kehutanan (KBK),” sambungnya.

Dia menyebut, keuntungan perusahaan perkebunan kelapa rata-rata menurun, dikarenakan banyaknya regulasi yang tumpang tindih. Tak bisa diprediksi. Semisal untuk membangun satu hektare kebun sawit diperlukan Rp 60 juta. “Itu dulu, sekarang bisa lebih dari itu karena prosesnya yang runyam. Banyak bea yang ditanggung, otomatis cost ikut bertambah,” terangnya.

Baca Juga:  Jepang Tunda Kewajiban Sertifikat RSPO bagi Eksportir CPO

Dia memaparkan, selain masalah perizinan, yang perlu diperhatikan adalah hilirisasi industri CPO. Kaltim pun bisa mengolah CPO menjadi minyak, sabun, minyak wangi, dan turunan minyak kelapa sawit lainnya. Dengan kata lain, industri yang ada di KIPI Maloy harus segera diselesaikan. “Ini yang harus digenjot. Kaltim jangan hanya sebagai daerah pengekspor,” katanya.

 

Tags: ekspor cpo
Nasionalisme.co

Copyright © 2013-2020

  • About us
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Bisnis
  • Politik
  • Wisata
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Peristiwa

Copyright © 2013-2020