Operasi pasar yang digelar pemerintah untuk menekan lonjakan harga sejumlah bahan pokok selama Ramadhan mendapat penolakan dari kalangan pengusaha ritel.
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebut operasi pasar yang kerap dilakukan pemerintah saat terjadi gejolak harga pangan sebagai upaya yang tidak mendidik dan menyesatkan.
“Operasi pasar itu tidak mendidik, itu ilmu yang menyesatkan. Tidak perlu sekolah tinggi untuk bisa jual rugi begitu. Pasti dibeli orang,” kata Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta
Tutum mengatakan kegiatan operasi pasar yang “menyesatkan” itu baru dipakai sekitar tujuh atau delapan tahun belakangan.
Operasi pasar yang dijalankan pemerintah 8 tahun yang lalu awalnya ditujukan kepada karyawan di lingkungan pemerintahan.
Namun, kegiatan operasi pasar tersebut malah berlanjut dan diklaim pemerintah sukses menstabilkan gejolak harga pangan.
praktik operasi pasar yang saat ini dilakukan pemerintah dinilai menghantam pedagang ritel dan tradisional.
“Kami sudah lama membangun pasar dan saat harga naik, kami dihantam dengan pemerintah yang mau stabilkan harga dengan menjual murah. Padahal harga kami dipasok dan kami hanya cari margin,” katanya. R3