Bakal capres Demokrat Gita Wirjawan sebelumnya mengatakan bahwa Indonesia perlu mengembangkan energi alternatif agar tidak bergantung pada bahan bakar fosil yang terbatas. Salah satunya dengan mengembangkan energi alternatif dari sumber hayati atau biofuel.
Provinsi Kalimantan Timur tampaknya sudah mengembangkan energi alternatif hayati dari limbah cair kelapa sawit atau yang dikenal dengan palm oil mill effluent (pome). Tapi sayang pengelolaannya belum dilakukan secara maksimal.
Hal itu diungkapkan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak di Samarinda. Menurut Awang, jumlah pome di Kalimantan Timur sangat banyak karena luas perkebunan sawit sudah lebih dari 1 juta hektare. “Tetapi hingga kini pome belum dikelola maksimal padahal manfaatnya sangat besar untuk pembangkit listrik,” ujar Awang seperti dikutip Antaranews.com.
Padahal, jika pome dikelola dengan maksimal, imbuh Awang, akan mampu menjawab kekurangan energi listrik di Kaltim akibat suplai bahan baku yang rendah.
Maka, untuk memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat Kaltim, Awang berharap perusahaan perkebunan kelapa sawit yang tersebar di kabupaten dan kota di Kaltim bisa bekerjasama dengan PLN untuk membangun pembangkit listrik dari pome melalui kegiatan corporate social responsibility (CSR). Pola kerjasama perusahaan kelapa sawit dengan PLN ini akan membuat ratusan rumah penduduk di sejumlah desa di Kaltim akan teraliri listrik.
Saat ini, ungkapnya, sudah ada beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit yang telah menunjukkan kepeduliannya dengan mengelola pome menjadi energi listrik alternatif untuk memenuhi kebutuhan rakyat.
Selain menggandeng perusahaan kelapa sawit, Awang juga berharap pada para bupati yang daerahnya memiliki lahan sawit agar mengajak perusahaan sawit membangun pembangkit listrik tenaga pome.