JAKARTA – Industri kelapa sawit Indonesia dan Malaysia bersinergi mendorong peningkatan nilai perdagangan minyak kelapa sawit kedua negara. Sinergi ini diwujudkan melalui penandatanganannota kesepahaman (MoU) palm sludge oil (limbah sawit) Indonesia oleh Malaysia sebanyak 2.000 ton per bulan selama dua tahun ke depan.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan antara PT Alam Duta Mandiri dan Dendro Integrasi SDN Bhd pada hari ini, Selasa (16/2) di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.
Penandatanganan dilakukan oleh Chief Executive Officer PT Alam Duta Mandiri, I G A Raka Saputradan Chief Executive Officer Dendro Integrasi Sdn Bhd, Azra Abdul serta disaksikan oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Kasan dan Duta Besar Malaysia untukIndonesia, Datuk Zainal Abidin Bakar.
“Melalui penandatanganan MoU ini, diharapkan kedua perusahaan dapat saling bersinergi mendorong peningkatan nilai perdagangan minyak sawit kedua negara. Bersama-sama kita terus melakukan diplomasi kelapa sawit, mempromosikan kelapa sawit di pasar global, serta melawan isu miring seputar minyak kelapa sawit,” ujar Kasan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (17/2/2021).
Kementerian Perdagangan, lanjut Kasan, menyambut baik pembelian palm sludge oil Indonesia oleh perusahaan asal Malaysia tersebut. “Diharapkan ke depannya produsen Indonesia lainnya mampu memasok permintaan palm sludge oil ke Malaysia dan juga produk kelapa sawit sertaturunan lainnya ke seluruh dunia,” imbuhnya.
Pada 2020, ekspor Indonesia ke Malaysia untuk produk minyak sawit mentah (CPO) dan turunan mencapai USD 945,03 juta. Nilai ini naik 15,11 persen dibandingkan tahun sebelumnya yangsebesar USD 820,97 juta.
Di Kawasan ASEAN, Indonesia merupakan pemasok CPO ke-1 untukMalaysia dengan pangsa pasar 85,14 persen; disusul Thailand (8,56 persen), Kamboja (1,78persen), Filipina (1,48 persen), dan Singapura (0,61 persen).Sedangkan ekspor palm acid oil/palm sludge oil Indonesia ke dunia tahun 2020 mencapai USD544,47 juta atau naik 6,60 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Malaysia merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia untuk produk tersebut dengan nilai ekspor sebesar USD 185,37juta atau pangsa pasarnya 34,05 persen, disusul Italia USD 101,12 juta (18,57 persen), TiongkokUSD 76,93 juta (14,13 persen), Belanda USD 41,61 juta (7,64 persen), dan Amerika Serikat USD27,20 juta (5 persen).
Kasan menjelaskan, produksi kelapa sawit Indonesia pada 2020 masih berada di atas rata-rataproduksi tahunan, meskipun berbagai sektor industri terpukul oleh pandemi Covid-19.(*)