PEKANBARU – Replanting atau peremajaan perkebunan sawit merupakan masa-masa galau petani. Mereka harus menunggu beberapa tahun untuk menikmati pundi-pundi uang dari sawit sementara pekerjaan lain belum tentu ada.
Namun lain halnya bagi petani di Kabupaten Siak, Riau, khususnya anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Tunas Muda karena ikut program peremajaan sawit rakyat (PSR). Mereka mendapat bantuan Rp1 miliar dari PT Perkebunan Nusantara atau PTPN V sebagai modal usaha peternakan sapi.
Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko K Santosa mengatakan, bantuan kepada petani plasma perusahaan ini bertujuan mendongkrak kemandirian ekonomi petani yang pendapatannya menurun karena peremajaan perkebunan sawit.
“Dengan demikian diharapkan partisipasi petani dalam percepatan peremajaan kebun juga meningkat,” kata Jatmiko di Pekanbaru, Sabtu petang, 23 Januari 2021.
Jatmiko menerangkan, salah satu kendala percepatan PSR, selain permasalahan legalitas dan birokrasi, adalah kekhawatiran petani kehilangan penghasilan menjelang panen. Sebagai solusi, PTPN V juga memberikan kesempatan kepada petani bekerja langsung di areal perusahaan.
“Petani bisa mendapatkan gaji melalui pola padat karya tersebut, kemudian ada bantuan usaha sampingan melalui pendanaan UMK bergilir bergulir tadi,” terang Jatmiko.
Jatmiko mengatakan, modal peternakan sapi di KUD tersebut juga program jangka panjang karena bisa mengintegrasikan sawit dengan sapi. Dari kebun sawit, petani bisa mencari pakan sementara sapi bisa menjadi pupuk.
Tak hanya modal, petani penerima bantuan juga didampingi mengembangkan peternakan. Sehingga ke depannya, Siak tidak hanya jadi sentra sawit tapi juga sentra peternakan sapi.
“Saya berharap program ini berhasil sehingga menjadi nilai tambah ekonomi bagi para petani,” kata pria yang juga menjabat Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Provinsi Riau ini.