• Latest
  • Trending
  • All
Sejarah Gaib Pulau Jawa (1) : Ini Pulau Mistis Penuh Misteri

Sejarah Gaib Pulau Jawa (5) : Tujuh Tumbal Ditanam di Pulau Jawa

06/29/2016
Tempel Jerman, Menperin Bahas Kerjasama Sawit dan Hidrogen

Tempel Jerman, Menperin Bahas Kerjasama Sawit dan Hidrogen

05/29/2022
Teknologi Terbaru, Pabrik Minyak Sawit Tanpa Uap

Harga TBS Sawit Aceh Melonjak Usai Larangan Ekspor CPO Dicabut

05/29/2022
Apkasindo Aceh Sebut Harga Sawit 1 Ton Setara Pupuk 1 Sak

Harga CPO Melonjak, Emiten Sawit Cuan Hingga Rp 295,6 miliar

05/27/2022
Kemenko Bidang Ekonomi Sebut Indonesia Raja Sawit Global

Kemenko Bidang Ekonomi Sebut Indonesia Raja Sawit Global

05/27/2022
Kementan Terapkan Uji DNA Benih Sawit Demi Tingkatkan Produktivitas

Kementan Terapkan Uji DNA Benih Sawit Demi Tingkatkan Produktivitas

05/27/2022
Limbah Sawit PKE Sebanyak 7 Ribu Ton di Ekspor ke Korsel

Limbah Sawit PKE Sebanyak 7 Ribu Ton di Ekspor ke Korsel

05/27/2022
Menko Marves – GIMNI Sebut Audit Perusahaan Sawit Butuh Badan Khusus

Menko Marves – GIMNI Sebut Audit Perusahaan Sawit Butuh Badan Khusus

05/26/2022
Sejumlah Pabrik di Belitung Kembali Beli Hasil Panen Petani Sawit

Sejumlah Pabrik di Belitung Kembali Beli Hasil Panen Petani Sawit

05/26/2022
Sejumlah Pabrik di Belitung Mulai Menerima Sawit Petani

Sejumlah Pabrik di Belitung Mulai Menerima Sawit Petani

05/26/2022
5 Tips Merawat Rem Tromol Pada Motor

5 Tips Merawat Rem Tromol Pada Motor

05/26/2022
Emiten Sawit TAPG Siapkan Ekspansi Bangun Refinery

Emiten Sawit TAPG Siapkan Ekspansi Bangun Refinery

05/25/2022
Teknologi Terbaru, Pabrik Minyak Sawit Tanpa Uap

Teknologi Terbaru, Pabrik Minyak Sawit Tanpa Uap

05/25/2022
Nasionalisme.co
  • Home
  • Bisnis
  • Politik
  • Wisata
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Peristiwa
No Result
View All Result
Nasionalisme.co
No Result
View All Result
Home Berita Pilihan

Sejarah Gaib Pulau Jawa (5) : Tujuh Tumbal Ditanam di Pulau Jawa

by admin
06/29/2016
in Berita Pilihan, Berita utama, Budaya, Featured, Figur, Gaya Hidup, Hukum, Ide, Inspirasi, Internasional
Sejarah Gaib Pulau Jawa (1) : Ini Pulau Mistis Penuh Misteri

Aji Saka betul-betul sadar akan pekerjaan yang ditugaskan padanya. Dalam cerita setempat dituturkan, pada tujuh tempat ia menanam benda-benda yang dimagnetisir kuat untuk melepaskan Pulau Jawa dari pengaruh jahat.

Dia melawan proses “penambatan” dari imam Atlantis (raja). Dalam bahasa Jawa, benda-benda penolak kejahatan ini disebut tumbal. Kenyataannya, tumbal-tumbal itu tersebar luas di antara rakyat.

Meskipun beberapa langkah kepahlawanan dianggap dilakukan olehnya, (seperti pemindahan gunung-gunung tertentu dan sebagainya), tetapi pada hakekatnya dia tidaklah berperan dalam dongeng itu. Sebab pada kenyataannya ia telah meninggalkan tanda-tanda dalam negeri ini yang telah diperintahnya dengan cakap. Ia tidak memindahkan gunung-gunung secara phisik, tetapi ia hanya memberikan nama-nama Sansekerta pada gunung-gunung itu.

Sebuah gunung di daerah Jepara, misalnya, yang dikatakan sebagai gunung paling tua, serta semula paling tinggi di Pulau Jawa, dulu dinamakan Mahameru. Sang Ajisaka menamakan Mauria pada tapak kaki dari Maurya. Padahal waktu Sang Ajisaka memberi nama itu, gunung ini sudah padam untuk beberapa abad. Kendati kegiatan vulkanisnya untuk yang kedua kalinya masih berlangsung lagi.

Catatan orang-orang Cina pada waktu itu melaporkan mengenai sebuah semburan lumpur yang menyembur di Grobogan, di sebelah Selatan gunung itu. Semburan itu begitu tingginya, sehingga pelaut-pelaut dapat melihatnya.

Baca Juga:  6 Tempat Keren untuk Isi Liburan di 2020, Apakah ada Indonesia?

Dan di dekat Tuban, Jawa Timur, (yang berarti ‘memancar’), ada sebuah sumur yang jaraknya beberapa mil dari pantai yang mengeluarkan banyak air segar. Itu pula yang menyebabkan air laut di dekatmya dapat diminum karena rasanya tak lagi asin.

Sang Ajisaka memilih daerah ini untuk tempat penanaman dari tumbalnya yang paling penting serta paling kuat di sebuah bukit yang rendah. Bukit terakhir dari deretan bukit-bukit yang berhadapan dengan Sungai Progo. Sebuah tempat yang dengan sengaja atau secara kebetulan memang dekat sekali dengan pusat Pulau Jawa sekarang (Jogyakarta).

Namun demikian, kala itu tempat ini dengan sendirinya jauh dari pusat (Jogyakarta). Sebab saat itu Pulau Jawa dan Sumatra masih tergabung menjadi satu. Tiap negeri mempunyai dewa sendiri. Dewa-dewa ini yang mengawasi perkembangan negeri itu di bawah pimpinan Penguasa Raja Spiritual yang dalam buku itu disebut sebagai Penguasa Dunia.

Dewa ini mengawasi dan berusaha sejauh mungkin untuk memimpin semua kerajaan alam di negeri itu. Bukan hanya evolusi manusia, tetapi juga evolusi hewani, nabati dan barang-barang tambang, termasuk juga dewa-dewa yang banyak jumlahnya itu.

Di bawahnya ada banyak dewa-dewa pembantu, yang masing-masing mengawasi daerah tertentu. Di bawah mereka ada lagi dewa yang lebih muda serta lebih sedikit pengalamannya yang belajar bagaimana mengurus daerah yang lebih kecil, seperti hutan, danau atau bukit. (jss/bersambung)

Baca Juga:  Harga Sawit di Bangka Naik Signifikan, Capai Rp2.110 per Kilogram
Nasionalisme.co

Copyright © 2013-2020

  • About us
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Bisnis
  • Politik
  • Wisata
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Peristiwa

Copyright © 2013-2020