Ketua Sekretariat Komisi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) Azis Hidayat mengatakan ada sekitar 30 laporan hasil audit (LHA) yang dinyatakan lolos dan berhak mendapatkan sertifikat ISPO. Sebanyak 30 LHA ini dinyatakan lolos pada November 2018 setelah menyelesaikan semua proses audit.
“Rencananya sertifikat akan diserahkan Desember nanti,” kata Aziz Hidayat di Jakarta pada awal pekan ini. Saat ini, Komisi ISPO sedang melakukan verifikasi atas 70 laporan hasil audit (LHA) yang baru dilaporkan lembaga sertifikasi. “Mudah-mudahan bisa 450 total sertifikat nantinya,” katanya.
Sejauh ini, terdapat produsen sawit yang sudah menerima sertifikat ISPO. Produsen yang sudah menerima sertifikat tersebut terdiri atas 397 perusahaan sawit, 1 asosiasi pekebun swadaya, 2 KUD pekebun swadaya dan 3 KUD Plasma.
Dengan begitu, lahan yang sudah tersertifikasi ISPO mencapai 2,3 juta hektare dengan produksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 45,75 juta ton dan produksi crude palm oil (CPO) sebesar 10,2 juta ton.
Azis menambahkan, sudah terdapat 675 produsen minyak sawit yang sudah mengikuti proses sertifikasi ISPO. Tetapi baru 545 laporan yang sudah lolos audit. Azis mengatakan, jumlah pendaftar tersebut masih sangat jauh dibandingkan produsen kelapa sawit yang ada di Indonesia. Karena itu, dia berharap setiap perusahaan dan petani segera mengikuti sertifikasi ISPO.