Peningkatan serapan minyak sawit dalam negeri diyakini menjadi salah satu jurus ampuh mengerek harga CPO yang sedang menurun. Program B30 atau pencampuran bahan bakar dengan 30% minyak sawit diharapkan bisa mendorong perbaikan harga.
“Tidak ada cara lain yang lebih efektif, selain peningkatan konsumsi dalam negeri melalui percepatan pelaksanaan program B30,” kata Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) MP. Tumanggor seperti dikutip dari laman bisnis.com pada 15 Juli 2019. Selain itu, kelebihan stok CPO di Indonesia dan Malaysia harus diantisipasi.
Jika uji coba B30 selesai pada Oktober 2019 dan PT PLN merealiasikan penggunaan minyak sawit untuk pembangkit listrik, kelebihan stok di dalam negeri akan berkurang. “Ini akan membuat harga CPO di pasar global akan terkerek,” katanya.
Serapan CPO untuk program B30 diperkirakan mencapai 9 juta ton dan untuk pembangkit listrik sekitar 3 juta ton per tahun. Volume itu mengurangi dampak tingginya stok dalam negeri. Saat ini, serapan CPO untuk campuran biodiesel baru 516 ribu ton sepanjang April 2019.
Berdasarkan data Gapki, ekspor minyak kelapa sawit secara total pada April turun 18% menjadi 2,44 juta ton dari bulan sebelumnya. Pada Mei 2019, ekspor komoditas ini naik kembali sebesar 14% menjadi 2,79 juta ton. Tapi, kenaikan volume ekspor pada Mei masih di bawah ekspektasi para pelaku usaha.