Melalui cerita humor, nama “Mukidi” mendadak tenar dan menjadi perbincangan netizen terurama di grup aplikasi pesan Whatsapp dan BBM.
Siapa sangka Mukidi hanyalah nama tokoh cerita humor yang si empunya adalah Soetantyo Moehlas. Ketenaran mukidi pun melebihi penciptanya.
Soetanto (64) bahkan tidak menyangka cerita-cerita humor yang sudah dibuatnya sejak lama, menjadi hiburan baru bagi masyarakat Indonesia.
Padahal pada 2012, laman facebook Soetantyo sepi komentar atau like, saat ia pertama kali menulis cerita-cerita lucu tentang Mukidi di blog pribadinya. Kini Soetantyo pun ikut populer.
Melalu laman ceritamukidi.wordpress.com, Soetantyo menjelaskan tentang Mukidi.
Mukidi berasal dari Cilacap. tipikal orang yang biasa saja, tidak terlalu alim, mudah akrab dengan siapa saja. Punya karir tapi kadang-kadang bisa menjadi apa saja. Istrinya Markonah, juga punya karir tapi tidak terlalu istimewa. Anak mereka 2 orang, Mukirin yang sudah remaja dan Mukiran yang masih duduk di bangku SD. Sahabatnya adalah Wakijan.
Mukidi dibuat oleh Soetantyo karena terinspirasi dengan tokoh “Mukidi” di acara radio Prambors Warkop DKI pada tahun 1976. Sebuah nama yang simple dan mudah dihafal menjadikan “Mukidi” dipilih untuk menjadi tokoh utama lawakan Soetantyo.
Berikut satu dari ratusan humor Mukidi,
Menjelang Idul Fitri Markonah tertarik membeli kosmetik mahal asli Paris bukan beli dari MLM seperti teman-temannya. Kosmetik ajaib yang lebih mahal dari Bobbi Brown, Stila, dan Mac menurut salesgirlnya memberi garansi, pemakainya akan tampil jauh lebih muda dari usianya.
Setelah berjam-jam duduk di depan meja rias, mengoleskan kosmetik ‘ajaib’ nya, dia bertanya kepada Mukidi, sang suami:
“Mas, sejujurnya berapa tahun kira-kira usiaku sekarang?”
Mukidi memandang lekat-lekat istrinya tercinta.
“Kalau dilihat dari kulitmu, usiamu 20 tahun; rambutmu, hm…18 tahun….penampilanmu; 25 tahun…”
“Ah mas Mukidi pasti cuman menggoda,” Markonah tersipu manja.
“Tunggu dulu sayang, saya ambil kalkulator….. saya jumlahkan dulu ya…..” R3