jakarta – Mahasiswa asal Universitas Negeri Semarang (Unnes), Naila Khoirina, Isifaul Amla’ah, Nisrina Lutfi Apriliani, dan Shoffanisa Afia Zahra, berhasil menjadi juara I Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa 2023.
Keempat mahasiswa Unnes tersebut mempresentasikan hasil riset berjudul “Sintesis Reduced Graphene Oxide Terdoping Nitrogen Berbasis Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk Meningkatkan Performa Elektrokimia Pada Katoda Baterai Lithium-Ion”.
Riset tersebut merupakan langkah kecil untuk dapat memanfaatkan biomassa kelapa sawit skala besar dalam produksi baterai sebagai sumber energi terbarukan.
Sebagai informasi, Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa telah dilaksanakan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebanyak empat kali, yaitu pada 2016, 2018, 2021, dan 2023.
Pada tahun ini, juara II diraih oleh Universitas Sebelas Maret dan juara III diraih oleh Universitas Sumatera Utara.
Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka memberikan apresiasi dan semangat kepada generasi muda untuk fokus dan berminat dalam melakukan penelitian tentang komoditas strategis nasional, yakni kelapa sawit.
Adapun hadiah yang diberikan berupa uang tunai sebesar Rp 50 juta untuk juara pertama, Rp 35 juta untuk juara kedua, dan Rp 25 juta untuk juara ketiga.
Kegiatan lomba itu diawali dengan penyerahan proposal pada Februari 2022. BPDPKS menerima sebanyak 351 proposal yang diusulkan oleh para mahasiswa strata 1 (S1) dan diploma dari seluruh Indonesia.
Setelah melewati serangkaian seleksi, BPDPKS menetapkan 30 riset yang layak didanai. Riset-riset tersebut mewakili seluruh bidang penelitian, yakni budi daya/lahan/tanah, biomaterial, bioenergi, pangan/kesehatan, lingkungan, pengolahan limbah, serta sosial ekonomi/manajemen/teknologi Informatika dan komunikasi.
Seluruh kelompok penelitian itu kemudian melaksanakan kegiatan penelitian yang dibiayai oleh BPDPKS dengan dana maksimal Rp 20 juta dalam jangka waktu delapan bulan.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dan hasil penilaian laporan akhir, Tim Penilai Lomba Riset Sawit kemudian menetapkan 10 besar penelitian yang tampil pada Acara Final Lomba Riset.
Mereka adalah Agung Lucky Pradita dari Universitas Sebelas Maret, Choirunnisa Salsabila dari Universitas Lampung, Desvita Pitri dari Universitas Islam Sumatera Utara, Ibnu Tryansar Purba dari Universitas Sebelas Maret, dan Mutiah Suha Aditha dari IPB University.
Kemudian, Naftali Canadian Putra Yakup dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Naila Khoirina dari Unnes, Oktaviani dari PoliteknikLembaga Pendidikan Perkebunan ( LPP) Yogyakarta, Olivia Abira Rajagukguk dari Universitas Sumatera Utara, dan Rifka Fariyanti dari Universitas Lampung.
Acara final dilaksanakan di Yogyakarta, Rabu (1/3/2023) dan Kamis (2/3/2023). Kesepuluh finalis kemudian bertanding menampilkan hasil penelitian yang terbaik kepada para Tim Penilai Lomba Riset Sawit BPDPKS yang terdiri atas Prof Erliza Hambali, Dr Verina J Wargadalam, Prof Dr Gustan Pari, Dr Ir Aiyen, Dr Ir Donald Siahaan, Dr Ir Bandung Sahari, dan juri tamu Dr Tony Liwang.
Acara Final Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa dibuka oleh Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman yang memberikan apresiasi dan semangat kepada generasi muda dalam melakukan penelitian tentang komoditas kelapa sawit nasional.
Ia berharap, kegiatan tersebut dapat menjadi penyemangat bagi para generasi muda untuk berkontribusi nyata dalam memperkaya khazanah keilmuan tentang kelapa sawit.
“Semangat itu juga akan melahirkan teknologi-teknologi baru dan kajian yang mendalam tentang perkelapasawitan Indonesia,” ujar Eddy kepada wartawan, Selasa (14/3/2023).
Pada kesempatan sama ,hadir juga dua narasumber ahli, yaitu Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat BPDPKS Prof M Faiz Syuaib dan Dr Tony Liwang dari Sinar Mas Group sekaligus sebagai Anggota Komite Litbang BPDPKS.
“Riset menjadi penggerak perubahan suatu bangsa sehingga menjadi bangsa yang mandiri dan maju,” ujar Faiz.
Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki perguruan tinggi terbanyak di dunia. Berdasarkan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada 2021, tercatat sebanyak 320.052 dosen dan 8.992.907 mahasiswa yang terdaftar secara nasional.
Dengan kekuatan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) Indonesia yang melimpah, lanjut Faiz, seharusnya sudah banyak riset yang dihasilkan.
