Ada beberapa orang yang memiliki kemampuan menangkap Tuyul. Walaupun si penangkap berhasil menangkapnya, tetapi bentuk Tuyul biasanya tidak terlihat. Yang terlihat hanyalah gerakan-gerakan si penangkap. Yang terjadi hanyalah komunikasi antara si penangkap dengan Si Tuyul.
Menurut Ki Joko Bodo, ciri-ciri orang yang memiliki Tuyul antara lain rumahnya selalu ada jemuran. Kemudian juga di bagian dapur selalu ada gentong atau tempayan yang dikosongkan dari air. Si pemilik Tuyul juga menyediakan sebuah kamar khusus yang bebas dari jangkauan seseorang.
Seperti halnya manusia, Tuyul juga butuh makan dan minum. Setiap orang yang memelihara Tuyul, maka ia harus bisa menyediakan makanan dan minumannya. Ia harus sanggup menanggung kelangsungan hidup Tuyul. Jika tidak, maka Tuyul itu akan menuntut.
Jika tuntutannya tidak dipenuhi, maka ia akan malas bekerja atau mencari makanan dan minuman sendiri. “Jika si Tuyul mencari makanan sendiri, maka kemungkinan besar adalah tumbal. Inilah yang disebut masyarakat, bahwa setiap orang yang memelihara Tuyul harus berkorban untuk si Tuyul,” ungkap Ki Joko Bodo.
Korbannya, bisa manusia atau yang lain. Padahal seandainya si Tuyul dipelihara dengan baik tidak akan makan korban manusia. Untuk itu, setiap orang yang memiliki Tuyul syaratnya adalah menyediakan kamar kosong dan disediakan sesaji lengkap.
Bahwasanya minuman yang memabukkan adalah minuman setan. Setan memerintahkan para pengikutnya untuk membuat minuman itu, ia ikut serta membuatnya, meminumnya, dan juga dalam mendapatkan dosa dan siksa karenanya. (jss/sa/bersambung)