• Latest
  • Trending
  • All
Usia Pesawat Terbang

Usia Pesawat Terbang

01/11/2021
Peneliti Jepang: Sawit Buka Isolasi Daerah dan Tingkatkan Ekonomi

Peneliti Jepang: Sawit Buka Isolasi Daerah dan Tingkatkan Ekonomi

03/27/2023
OJK Dukung Kemudahan Akses Pendanaan Kepada Petani Sawit

Akademisi Untan: Sertifikasi Komitmen Bangun Kebun Sawit Berkelanjutan

03/27/2023
Protes Kebijakan Uni Eropa, Petani Sawit Turun ke Jalan

Protes Kebijakan Uni Eropa, Petani Sawit Turun ke Jalan

03/27/2023
Harga TBS Sawit di Kalbar Capai Level Tertinggi

Harga TBS Sawit di Kalbar Capai Level Tertinggi

03/26/2023
Harga TBS Sawit Sumsel Periode II-Maret 2023 Naik Rp 89,62/kg

Harga Kelapa Sawit di Mesuji Lampung Capai Rp 2 Ribu Lebih Per Kilogram

03/26/2023
Kabar Baik, Jelang Puasa Harga CPO Nanjak Lagi

Kabar Baik, Jelang Puasa Harga CPO Nanjak Lagi

03/21/2023
Harga TBS Sawit Sumsel Periode II-Maret 2023 Naik Rp 89,62/kg

Harga TBS Sawit Sumsel Periode II-Maret 2023 Naik Rp 89,62/kg

03/21/2023
Ini Pemicu Harga CPO Ambes Nyaris 6%

Ada Perusahaan Sawit Gede yang Bakal IPO, Lagi Disiapin Erick Thohir

03/20/2023
OJK Dukung Kemudahan Akses Pendanaan Kepada Petani Sawit

PTPN Produsen Sawit Bakal Digabung, Begini Tanggapan GAPKI

03/20/2023
Pengacara Sayangkan Sikap Tidak Kesatria dalam Kasus Klaim Lahan PT ANA

Harga TBS Sawit Kalbar Periode II-Maret 2023 Naik Rp 57,98/Kg

03/20/2023
Pasca Anjlok 2%, Harga CPO Mulai Naik Tapi Tipis

Pasca Anjlok 2%, Harga CPO Mulai Naik Tapi Tipis

03/20/2023
Mentan Dorong Perusahaan Integrasikan Sapi- Sawit

Mentan Dorong Perusahaan Integrasikan Sapi- Sawit

03/19/2023
Nasionalisme.co
  • Home
  • Bisnis
  • Politik
  • Wisata
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Peristiwa
No Result
View All Result
Nasionalisme.co
No Result
View All Result
Home Berita Pilihan

Usia Pesawat Terbang

Oleh: Tofan Mahdi*

by admin
01/11/2021
in Berita Pilihan, Pena di Atas Langit
Usia Pesawat Terbang

DISCLAIMER:Tulisan ini adalah pendapat prihadi. Hanya pendapat penulis berdasarkan pengalaman, pengamatan, dan analisis dari berbagai sumber bacaan sekunder dan karena itu tulisan ini sangat subjektif, terbatas, dan mungkin tidak dalam. Tulisan ini dibuat atas nama pribadi saya sebagai Business Travellerdan/atau penulis buku Pena di Atas Langitdan tidak dituliskan atau dikaitkan dengan jabatan di kantor atau organisasi di mana saya bekerja sekarang. Sehingga kapasitas saya sebagai penulis dalam kapasitas pribadi dan bukan mewakili institusi apapun.

===============================================

Kecelakaan Udara

Dalam setiap terjadi peristiwa kecelakaan pesawat terbang, beberapa hal yang langsung menjadi pertanyaan publik adalah apakah nama maskapainya, jenis pesawat, dan tahun pembuatan pesawat. Publik sering dibuat kaget ketika kecelakaan penerbangan dialami maskapai dengan reputasi keselamatan yang baik, berperingkat baik, dan tidak memiliki catatan kelam dalam dunia penerbangan. Begitu pula sebaliknya. Jenis pesawat ditanyakan publik sebatas apakah kali ini menimpa pesawat buatan atau B, atau pabrikan lain.

Terkait usia pesawat, seringkali menjadi diskusi agak panjang. Apalagi, seperti dalam tragedi Lion Air JT610 pada 29 Oktober 2018, pesawat Boeing 737-Max dengan registrasi PK-LQP, merupakan brand new aircraft yang belum genap satu tahun beroperasi. Beberapa kecelakaan pesawat terbang fatal yang terjadi di dunia ini juga pernah melibatkan pesawat-pesawat yang boleh dikatakan, dalam definisi penulis, pesawat baru (masa operasi kurang dari 10 tahun).  Pun pesawat Airbus A330 milik Air France dengan nomor penerbangan AF447 yang jatuh saat cruising dari Rio de Janiero menuju Paris juga baru mengudara selama empat tahun.

Baca Juga:  Boeing Siapkan US$ 100 Juta Korban Kecelakaan B737-MAX

Karena itu, dalam setiap terjadinya kecelakaan yang melibatkan penerbangan sipil, usia pesawat selalu dikesampingkan sebagai faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Karena di mana pun, termasuk di Indonesia, setiap pesawat terbang yang melintas di udara telah lolos dari uji kelaikan terbang (reliable to fly). Regardless, berapa pun usia pesawat tersebut, jika lolos dalam uji kelaikan terbang, maka standard kelayakannya sama dengan pesawat-pesawat lain. Kecelakaan pesawat bisa terjadi pada pesawat dalam usia berapa pun, pesawat baru maupun lama.

Dalam tragedi jatuhnya pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 di atas Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1) lalu, mengutip berita sejumlah media, pesawat nahas dengan registrasi PK-CLC tersebut telah berusia 26 tahun dan 7 bulan. Meski bagi awam dinilai sudah cukup berumur, namun pesawat tersebut diizinkan terbang yang berarti telah lolos uji kelaikan. Sehingga, secara normatif, usia pesawat yang sudah lebih seperempat abad tersebut tidak bisa dianggap sebagai faktor penyebab tragedi penerbangan SJ182.

 

Pendapat Awam

Pesawat yang sudah berumur dan tetap diizinkan terbang bukan hanya di Indonesia. Sejumlah maskapai berbiaya murah di Eropa juga banyak menggunakan pesawat yang gaek. Salah satunya maskapai berbiaya murah dari Spanyol, Vueling Airlines. Dalam sebuah penerbangan dari kota Roma Italia ke Paris Prancis dengan Vueling Airlines tahun lalu, penulis mendapat pesawat yang gaek, sudah beroperasi lebih dari 15 tahun. Alhamdulillah, penerbangan lancar dan baik-baik saja. Hanya saja interior pesawat yang berasa sangat kuno.

Baca Juga:  'STOP TERORISME', Bantu Warga Laporkan Teroris ke Polisi

Meski paham bahwa usia pesawat tidak mempengaruhi risiko sebuah keselamatan penerbangan, namun sebagai seorang penumpang pesawat dan awam dengan dunia penerbangan, saya tetap lebih nyaman jika saat terbang dapat pesawat baru. Karena itu, setiap akan terbang selalu memastikan jadwal penerbangan saya akan menggunakan pesawat jenis apa dan bila memungkinkan dari website maskapai saya kepoin (jika sudah tersedia) registrasi pesawatnya.

Sekali lagi ini adalah pendapat dan sikap pribadi saya yang awam dan tidak bisa dijadikan rujukan para penumpang pesawat terbang. Misalnya, saat akan terbang dari Jakarta ke Bali dengan maskapai Garuda Indonesia, saya cenderung memilih jadwal yang menggunakan pesawat berbadan lebar (double isle) daripada yang single isle. Saya tidak tahu apakah sekarang berubah, karena saya sudah 10 bulan sejak pandemik covid tidak terbang. Seperti diketahui, selain armada Boeing 737-800 NG, Garuda Indonesia juga menggunakan jenis pesawat A330-300, A330-200, dan Boeing B777 untuk rute Jakarta-Denpasar. Apa alasan saya? Sekali lagi ini subjektif dan tidak bisa dijadikan acuan, lebih nyaman saja terbang dengan pesawat besar.

Begitu pula dengan usia pesawat. Saya juga lebih nyaman jika terbang dan mendapatkan pesawat yang lebih baru.  Misalnya, saat terbang dengan Garuda dan naik 737-8, jika mendapatkan registrasi Mama (PK-GM…) atau November (PK-GN…) merasa lebih nyaman daripada mendapatkan registrasi Echo (PK-GE…) atau Fanta (PK-GF…) yang kemungkinan umur pesawatnya lebih tua. Sikap ini tidak terkait dengan risiko penerbangan, hanya terkait subjektivitas kenyamanan saya sebagai penumpang.

Baca Juga:  MPOCC Berikan Sertifikat MSPO ke 59 Pabrik Rantai Suplai Sawit

Pun, saat terbang ke luar negeri, saya cenderung memilih maskapai yang mengoperasikan armada pesawat dengan usia yang muda. Tentu saja setelah mempertimbangkan aspek harga yang kompetitif (maksudnya murah ;)). Juga cenderung memilih maskapai yang berdasarkan rating SkyTrax adalah maskapai berbintang lima, atau paling tidak bintang empat. Maskapai besar dunia seperti Singapore Airlines (SQ) dan Qatar Airways (QR) adalah dua dari sedikit maskapai dunia berbintang lima yang konsisten merevitalisasi dan meremajakan armada pesawatnya. Rata-rata usia pesawat yang dioperasikan kedua maskapai tersebut adalah lima tahun. Dan SQ serta QR adalah dua maskapai dunia yang memilki reputasi keselamatan penerbangan yang sangat baik.

Kembali kepada tragedi SJ182, kita tentu harus menunggu hasil investigasi KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), untuk mengetahui pasti apa penyebab jatuhnya Sriwijaya Air PK-CLC. Dan sudah selayaknya kita mendoakan seluruh korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, dan semoga kecelakaan SJ182 menjadi tragedi penerbangan terakhir di Indonesia. ([email protected])

* Tofan Mahdi, seorang business traveller dan penulis buku Pena di Atas Langit

 

Tags: kecelakaan pesawatpesawat terbang
Nasionalisme.co

Copyright © 2013-2020

  • About us
  • Pedoman Media Siber

No Result
View All Result
  • Home
  • Bisnis
  • Politik
  • Wisata
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Peristiwa

Copyright © 2013-2020