Jakarta – Olahraga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun, saat puasa, olahraga menjadi kegiatan yang banyak dihindari orang.
“Saat bulan puasa, kita cenderung malas bergerak. Biasanya asik saja duduk, sehingga hal ini membuat kita malas berolahraga,” tutur dr Andi Nusawarta, M.Kes, SpOT(K-Sports) dari RS Pondok Indah Bintaro, dalam webinar virtual, Jumat (8/4/2022).
Akibatnya, banyak orang mengalami penurunan imunitas yang membuat tubuh menjadi tidak fit dan bugar. Itu mengapa olahraga masih tetap harus dilakukan meskipun saat berpuasa.
“Malas berolahraga tentu bukannya malah baik, tetapi justru malah menurunkan imunitas tubuh. Membuat kita tidak fit dan juga tidak bugar. Oleh karena itu, olahraga ini sangat penting kita lakukan saat berpuasa, supaya kita tetap bugar, tetap fit, dan sehat,” tutur dr Andi.
Lantas, kapan waktu yang tepat untuk berolahraga saat puasa?
dr Andi mengungkapkan bahwa waktu yang tepat dan efektif berolahraga saat puasa adalah sebelum berbuka atau sesudah berbuka puasa selama 30 sampai 60 menit.
“Olahraga yang tepat saat puasa adalah yang paling bagus sebelum buka puasa atau sesudah buka puasa. Itu yang paling efektif, supaya saat berbuka puasa itu kita sudah selesai olahraga,” katanya.
“Durasinya 30 sampai 60 menit atau 150 menit perminggu. Frekuensinya 3 sampai 5 kali seminggu,” sambungnya lagi.
Apabila ingin dilakukan pada pagi hari, seseorang harus mengatur waktunya hingga intensitas olahraga untuk menghindari rasa haus yang bisa memicu dehidrasi dan lemas.
“Nggak papa dilakukan di pagi hari, tapi kita harus mengingat bahwa pagi hari itu masih jauh untuk berbuka puasa. Jadi, jangan terlalu lama. Kalau mau tetap di pagi hari, kurangi waktunya, intensitasnya diatur agar olahraganya ringan saja. Itu untuk mencegah agar tidak dehidrasi dan lemas,” katanya.
“Atau kita mau melakukannya sesudah berbuka puasa, tapi harus kita ingat, kita harus atur jamnya. Jadi, kalau mau sesudah berbuka puasa, 2-3 jam sebelum tidur. Karena kalau kita masih dalam kondisi fit, kondisi denyut nadi masih tinggi, pasti nggak bisa tidur,” tuturnya.
