Petani sudah disubsidi pemerintah, dari pembelian benih dan pupuk. Tapi bukan itu yang diinginkan petani. Mereka ingin subsidi harga pasca panen.
Itu diungkapkan Sekretaris Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, IGK Manila. Pihaknya menyayangkan subsidi yang diberikan kepada petani selama ini. Sebab sebenarnya yang diinginkan oleh petani bukan subsidi yang diberikan selama ini oleh pemerintah seperti benih dan pupuk, melainkan subsidi harga.
Melihat itu, menurut Manila, petani bisa menekan pemerintah untuk mengalihkan subsidi itu. Dari subsidi benih dan pupuk menjadi subsidi paska panen atau subsidi harga. Hal ini jauh lebih baik karena dengan adanya subsisi paska panen atau harga maka petani tidak lagi risau akan hasil panennnya untuk tidak terserap.
Sebab, harus diakui bahwa selama ini petani merasa kesulitan untuk menjual hasil panennnya. Sekalipun terserap, harganya tidak sesuai. Lebih kecil dari biaya produksi. Ini yang dikeluhkan oleh petani.
“Alangkah baiknya subsidi ke petani dialihkan ke subsidi langsung seperti subsidi harga. Kalau benih dan pupuk itu jenisnya subsidi tak langsung,” himbau Manila.
Lebih dari itu, menurut Manila, petani dan pemerintah akan jauh lebih baik jika subsidi harga dilakukan. Karena dengan subsidi harga, maka pemerintah akan mendapatkan jaminan barang dan petani otomatis akan memberikan hasil yang terbaik. Dengan subsidi harga maka barang hasil produksi akan dibeli sesuai dengan kualitas, bukan sekadar kuantitas.
Bahkan dengan adanya subsidi barang, maka masyarakat umum akan mendapatkan harga penjualan dari petani yang lebih stabil. Bahkan selama ini naiknya harga produk petani tidak diuntungkan terlebih jika harga turun.
“Jadi melalui subsidi harga petani lebih sejahtera, rakyat dapat harga murah, putra para petani bangga menjadi anak petani, dia bisa sekolah tinggi dan meneruskan usaha pertanian orang tuanya,” saran Manila. 248